Masih kuingat bagaimana keterkejutanku saat tahu Mas Ryan diberi tugas ke Manado. Saat itu, posisi kami sedang di kampung halaman, baru saja pulang dari Jepang.

JAUH, ya. Itu yang terlintas dalam benak. Padahal kalau dipikir-pikir bukankah lebih jauh Jepang, beda negara pula. 🤣

Bapak, yang waktu itu masih ada, bilang, "Enak, ini Manado. Kamu kan belum ada pengalaman tinggal di Sulawesi," 

Beliau selalu saja bisa memberikan sugesti positif. Ya, SELALU. Mulai dari Mas Ryan ditempatkan di Lampung, Balikpapan, Medan, Manokwari, tugas belajar di Jepang, kemudian Manado, bapak selalu menyambut dengan sukacita. Vibes tsb jadinya nular ke aku. Alih-alih galau karena belum tahu bagaimana "bentukannya" Sulawesi, yang ada malah penasaran+ kepo + ingin segera berpetualang sesegera mungkin. 

Benarlah kemudian. Tak kusangka, 2024 ini adalah tahun ketiga kami di kota yang dijuluki Bumi Nyiur Melambai. Dari yang awalnya hanya kenal saudaraku saja (Risa & Anjar yang merantau di sini) sekarang kenal dengan banyak orang. Dari yang awalnya ngeblank banget Sulawesi Utara itu seperti apa, sekarang udah berpetualang ke mana-mana bahkan pulau kecil-kecil di sekitar sini. Sungguh, ini adalah hal yang patut kusyukuri (pakai banget).