Jalan-jalan Random Pasangan Muda, Kenangan Belasan Tahun yang Lalu
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - March 23, 2023
Mengenang masa lalu bukan berarti kita tak bersyukur dengan yang sekarang. NOPE. Apalagi jika hanya sekilas, yes. Nostalgila yang kerap kita semua lakukan biasanya justru sebagai salah satu pengingat bahwa hari yang berat pernah kita lalui. Jadi, harusnya saat ini pun. Yakin... bahwa pada akhirnya semuanya hanya akan jadi cerita. That's why, jalani saja dengan sungguh-sungguh seperti yang sudah-sudah, begitu kan ya.
Menikah tahun 2008 di usia muda belia (aku 21 & suami 23) tak hanya membuat kami punya banyak stok cerita penuh perjuangan, tetapi juga cerita kocak dan random. Salah satunya, yang akan kubahas di sini.
Sebagaimana pasangan muda yang saat itu belum punya anak dan memiliki energi melimpah alias belum "jompo" seperti sekarang, aku dan suami punya "RITUAL" penting kala libur: KELUYURAN atau istilah umumnya jalan-jalan.
Modal seadanya tak membuat kami kehilangan kebahagiaan. Apalagi, saat itu masih fase bucin-bucinnya (sekarang dan seterusnya juga kok aamiin). Jadi, enggak penting banget ke mana dan gimana caranya karena yang penting adalah BERSAMA SIAPA.
Belasan tahun yang lalu, kami tinggal di Jakarta coret Bekasi Coret Cikarang Pusat, tepatnya di Deltamas. Lokasinya memang rada jauh, apalagi jika daerah ngeluyur-nya antar-provinsi. Kalau dengan roda empat mungkin masih lumayan dekat yes karena ada tol, tapi saat itu yang kami miliki sebagai pasangan muda adalah roda dua. Alhasil, dengan motorlah kami mengeksplorasi "dunia" beserta isinya. Seru bangett, bisa pegangan tangan dan memeluk suamiku dari belakang saat dia ngebut. Kurang romantis gimana lagi, coba. Nikmat Allah mana yang kamu dustakan?
Adapun beberapa hal yang masih teringat jelas dalam otakku (dan harus banget kutulis, jaga-jaga kalau nanti pikun wkkk) dari kegiatan jalan-jalan random pasangan muda kenangan belasan tahun yang lalu adalah sebagai berikut:
- Hampir semua wilayah JABODETABEK + Karawang sudah kami jelajahi dengan motor kesayangan. Sayangnya, foto-fotonya minim banget. Karena jujur aja selain gadget yang belum secanggih sekarang, dulu fokusnya benar-benar menikmati, bukan foto-foto untuk dokumentasi.
- Gimana rasanya duduk lama di motor? Biasa aja, sih. Bukannya sok kuat, tapi emang begitu adanya. Kan udah dibilang di atas, BERSAMA SIAPA-nya ini yang membuat hal berat jadi ringan *tsaaah. Kalau bareng orang yang menyebalkan, sedetik juga serasa setahun. Pun sebaliknya. YGY.
- Kerap kali, kami engggak hanya membawa diri, tapi juga bawa barang-barang yang lumayan banyak. It's so challenging, apalagi kalau pas macet. Keseimbangan harus banget dijaga.
- Bawa bekal minum adalah sebuah keharusan biar enggak dehidrasi.
- Berhenti di masjid enggak hanya untuk salat, tapi juga beristirahat. Sejenak mengumpulkan energi.
- Ketinggalan dompet padahal jalan sudah cukup jauh. Alhasil ya harus kembali lagi.
- Peralatan "tempur" agar tak menyusahkan diri sendiri dan orang lain enggak boleh dilupakan: helm standar, jaket agar jilbabku enggak berkibar ke mana-mana, tetap pakai celana panjang meskipun pakai rok, dll.
- Yang namanya ban bocor di tengah perjalanan udah jadi makanan sehari-hari. Alhasil, kami berdua jalan kaki (Mas Ryan sembari ngedorong motor) menuju bengkel terdekat.
- Di daerah mana ya lupa banget, kami + motor harus nyeberang sungai pakai rakit.
- Di daerah Cibitung, dekat tempat kerja suami yang dulu, kami harus lewat jembatan kecil panjang yang hanya cukup untuk satu orang. Itu adalah jalan pintas. Jangan sampai ngantuk saat lewat situ karena sedikit saja terpeleset kita akan jatuh ke Sungai Kalimalang.
- Pernah disangka pasangan ehem-ehem saat menginap di salah satu hotel untuk staycation hanya karena KTP kami masih berstatus single (baru ganti KTP beberapa tahun kemudian). Dodol-nya, surat nikah pun enggak bawa. Alhasil ketika kami bilang kalau pasutri, mas-mas resepsionisnya hanya mesam-mesem sembari menatap kami bergantian seolah ingin bilang, "Astaga, anak kuliahan zaman sekarang!"
- Teman-teman FLP Bekasi adalah salah satu saksi kerandoman kami.
Jika menurut yang lain boleh jadi hal-hal di atas itu biasa saja, tapi bagiku istimewa. LOL.
Jangan takut nikah di usia muda yang notabene harus berjuang bersama dari NOL hanya karena alasan khawatir tidak bisa jalan-jalan. Kenyataannya, kalian masih bisa jalan-jalan kok (sesuai kantong). Eh, ini ujung-ujungnya kenapa ke sini. Maaf.
Menjelajahi sekitar -di mana dan ke mana pun itu- bersama keluarga adalah salah satu bentuk quality time terbaik. Jika dulu hanya berdua saja dengan suami, maka sekarang plus anak. Jika dulu suka random, maka saat sudah punya anak auto-lebih konservatif alias berhati-hati.
Nikmatilah setiap perjalananmu. Jangan membandingkannya dengan yang lain karena jelas-jelas garis start-nya berbeda.
(Tulisan ini disertakan dalam Ramadan Blog Challenge yang diselenggarakan Blogger Perempuan)
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)