Ini Bedanya Jalan-jalan Sebelum dan Sesudah Punya Anak
Mengacu pada judul, apa dong bedanya jalan-jalan ketika belum jadi emak versus udah? Jujur aja pas udah jadi emak emang lebih rempong, tapi bukan berarti enggak seru. Justruu kita bisa belajar banyak hal bersama bocah. Kita juga melatih bocah untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sejak dini. Intinya sih tergantung gimana cara memandang. Sejauh ini, buatku sih seru-seru ajaa. Ya, daripada enggak bisa ke mana-mana, yeekann. LOL.
Kata orang, kehidupan kita, lebih-lebih untuk hal yang sifatnya keluyuran, akan berubah drastis saat udah menikah. Maksudnya, jika sebelum menikah kita bebas ke mana aja, setelah menikah tidak semudah itu. Benarkah?
Ehm… kalau emang iya, nampaknya aku termasuk yang antimainstream. Jujur aja, aku lebih bebas keluyuran justru setelah menikah. Orang tuaku termasuk yang lumayan protektif gitu soalnya sama anak perempuannya. Jadilah jangkauanku selama gadis cuma seputaran rumah, sekolah, kampus, tempat ngajar, toko buku, rumah teman yang ortuku udah tahu dia gimana, tempat ibadah, dan yang semacamnya.
Setelah menikah dan pindah ke tempat perantauan pertama di Bekasi, kehidupanku berubah. Lebayyy, dah. Maksudnya, kalau cuma ke sekitaran JABODETABEK, bahkan Bandung, sendiri tanpa suami, untuk urusan kerjaan, udah biasa. Aku bersyukur punya suami yang enggak lebay dan drama alias mengekang. Yang penting hati-hati. Aku juga senang karena bisa ke mana-mana sendiri, sesuatu yang saat remaja sangat-sangat aku impikan. Wkkkk. Ehh, tapi mbolang sama suami juga sering kok atau sekadar dianterin ke suatu tempat yang enggak jauh-jauh amat. Intinya mah kami pasangan fleksibel, gitu aja.
Poinnya adalah… menikah tidak membuatku terpenjara karena kenyataannya aku bisa mbolang ke mana-mana baik itu cuma antarkota, antarpropinsi, maupun antarpulau dan entah itu sendiri ataupun sama suami. Aku bersyukur. Nikmat Allah mana yang kamu dustakan? 🙂
Lalu, pergi-pergi saat belum punya anak versus setelah punya anak bedanya apaa? Ehm… baiklahh, aku daftar, yak. Ini berdasarkan yang kurasakan.
- Pergi sebelum punya anak bisa lebih cuek. Kalau pulang kampung sendiri, aku jarang bawa koper, cukup satu tas ransel mini plus tas yang menyamping. Udah, itu aja. Setelah jadi emak, jangankan ke tempat jauh, visit dokter buat imunisasi aja, peralatannya bejibunn. LOL.
- Pergi-pergi sebelum punya anak memang lebih bebas mau ngapain aja. Yaa, secara cuma bawa diri sendiri. Atau, kalau pun sama suami kan udah sama-sama dewasa. Tapi jujur, aku pernah lhoh mbrebes mili pas zaman-zaman bisa pergi keluyuran sendiri hanya karena lihat seorang ayah di bandara Juanda sedang rempong ngejar-ngejar anaknya yang ke sana ke mari. Mbrebes milinya sambil mbatin, “Kapan ya aku?” Namanya juga manusia normal, yekan.
- Keluyuran sebelum ada anak artinya kita bebas memuaskan ego. Mau ke mana pun juga enggak bakal ada yang protes. Misal, dulu sambil nunggu boarding, aku suka ngendon lama-lama di toko buku yang ada di bandara. Mayanlah meski enggak beli, tapi lihat buku beraneka rupa dan warna itu jadi kek terpuaskan secara batin. Kalaupun aku pergi sama suami, dia juga enggak pernah protes aku berlama-lama di toko buku, malah ikutan. Setelah punya anak, berlama-lama di tempat yang sepi dan anyep seperti itu cenderung bikin bosan dan rewel. Jadilah tempat yang paling sering didatangi kemudian adalah yang berhubungan dengan mainan atau perpustakaan anak yang menyediakan begitu banyak buku bergambar.
- Jalan-jalan sebelum ada anak itu enggak bakal khawatir dengan masalah tantrum karena emang enggak ada. Sedangkan kalau sama anak, siap-siap aja dengan hal tersebut. Di sini kesabaran sebagai orang tua diuji. Pun bagaimana kita berdamai dengan itu semua. Alhamdulillah sejauh ini tantrumnya anakku di tempat umum masih bisa ditoleransi. Dia juga termasuk yang cepat ngerti alias enggak ngotot to the max kalau emang hal tersebut berbahaya.
- Jalan-jalan bersama anak membuat kita jadi kreatif. Buatku sendiri, momen outing bersama anak adalah momen belajar apa pun, mulai dari bahasa, matematika, warna, attitude, dan semuanya.
Jalan-jalan ketika sudah punya anak memang jauh berbeda dengan sebelum, namun serius deh, ada banyak pelajaran yang bisa kita ajarkan plus kita ambil. Pada akhirnya, kita akan semakin sadar bahwa sebagai manusia kita terlahir sebagai petualang kehidupan. Pun anak. Maka sudah seyogyanya kita melibatkan mereka dalam setiap aktivitas jalan-jalan sebagai salah satu bentuk pengenalan terhadap dunia yang penuh warna.
Semangat!
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)