Cash Flow Management, Sebuah Pengantar
Alam bawah sadar kita telah mengajarkan tentang pentingnya cashflow management atau pengaturan keuangan pribadi untuk diri kita sendiri. Sedari kecil misalnya, kedua orang tua kita selalu berpesan untuk tidak menghabiskan semua uang saku yang mereka berikan. Di sampul buku tulis, kita juga sering melihat ada tulisan yang berbunyi “hemat pangkal kaya”.
Beranjak remaja, kita mulai mengenal bahwa kebutuhan tak hanya satu macam, melainkan beragam. Kita sudah mengenal kebutuhan untuk memanjakan diri seperti membeli majalah-majalah remaja atau produk-produk perawatan wajah. Saat itu, banyak di antara kita yang masih belum memiliki penghasilan sendiri atau masih meminta orang tua. Lalu, apa yang kita lakukan? Kita mulai mengerti bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus mengorbankan sesuatu yang lain. Untuk bisa membeli majalah remaja, kita harus rela tidak jajan selama seminggu karena uang saku yang kita miliki pas-pasan. Begitu juga yang kita lakukan untuk hal-hal lainnya. Untuk mendapatkan A, kita harus mengorbankan B, atau sebaliknya.
Saat dewasa, dunia kita semakin kompleks. Meski begitu, banyak di antara kita yang sudah memiliki penghasilan pribadi. Tak seperti saat remaja yang semuanya masih bergantung pada orang tua, kita sudah bisa mengendalikan dan mengatur diri kita sendiri secara total atau 100%. Tak lagi takut dengan ancaman kedua orang tua yang akan menghentikan subsidi uang saku atau hal semacamnya. Namun, di sinilah godaan itu mulai muncul. Godaan yang sifat dan ukurannya lebih besar daripada saat kita masih remaja dulu. Tak jarang, banyak di antara kita yang tergoda untuk menghabiskan semua uang yang kita miliki. Sehingga, sebesar apa pun gaji atau penghasilan yang kita terima hasilnya tetap sama, yaitu habis dalam waktu sekejap.
Dari penjelasan sebelumnya, kita bisa menyimpulkan bahwa sejak kita masih kecil, dari mana pun asal dan dalam latar keluarga yang seperti apa, kita sudah sangat familiar dengan cashflow management, disadari atau tidak. Sekalipun mungkin dalam kehidupan nyata kita tidak sepenuhnya mempraktikkan bagaimana mengatur keuangan pribadi, namun kita meyakini akan pentingnya pengaturan keuangan pribadi. Cash flow management ibarat rambu-rambu lalu lintas atau penunjuk arah yang memandu jalan kita agar tidak tersesat.
Meski demikian masih banyak di antara kita yang mungkin belum melakukannya dengan alasan sepele seperti tak punya waktu untuk mengurusi hal-hal kecil seperti itu, nanti-nanti saja kalau sudah berkeluarga (bagi yang belum berkeluarga), belum memiliki penghasilan jadi apa yang harus diatur (bagi yang masih belum bekerja), serta alasan lainnya yang serupa. Padahal, melakukan perencanaan keuangan jelas adalah sesuatu yang penting karena pada dasarnya kita sebagai manusia memiliki banyak keinginan yang tak terbatas. Sedangkan alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut jumlahnya terbatas. Alat pemenuhan kebutuhan tersebut bisa berupa uang, waktu, dan kesempatan. Ketiga hal tersebut jumlahnya tidak melimpah seperti jumlah kebutuhan kita bukan.
Remaja, dewasa, pria, wanita, ibu rumah tangga, wanita karier, pengusaha, manajer, dokter, akuntan, mahasiswa, arsitek, dan profesi lainnya perlu melakukan pengaturan keuangan pribadi. Orang yang memiliki penghasilan tak terhitung atau bahkan yang memiliki penghasilan pas-pasan, semuanya perlu memiliki perencanaan dan pengendalian terhadap keuangan pribadi. Orang zaman dulu berkata bahwa kaya miskinnya seseorang tidak tergantung pada banyak sedikitnya penghasilan yang ia miliki, melainkan pada pengaturan penghasilan yang ia dapat.
(Tulisan di atas diambil dari buku saya berjudul Cash Flow Management yang terbit belasan tahun silam).
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)