"Yah, ketinggalan semenit. Bus C10-nya udah lewat," kataku biasanya pada diri sendiri saat masih tinggal di Tsukuba.
"Maaf, ya, listriknya nyala terlambat setengah jam dari yang dijanjikan," kata bapak petugas asrama mahasiswa kira-kira kalau di-translate ke bahasa Indonesia.
"Kita harus sampai di Tsukuba Senta jam sekian nih karena kalau sampai telat gak bakal dapat kereta pertama," kata suamiku.
Petugas kereta salah satu line bolak balik minta maaf seolah sudah melakukan tindakan kriminal luar biasa padahal masalahnya hanya satu: kereta telat beberapa detik.
Suatu ketika di kelas bahasa Jepang, aku merasa menang dan luar biasa bahagia hanya karena hal sangat sepele: bisa mengalahkan senseinya alias... senseiku telat. Langka memang. Kejadian superlangka. Beliau pun bolak balik minta maaf. Rupanya, senseiku benar-benar lupa.
Masyaallah.
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)