Tulisan sebelumnya tentang hal serupa: juz 26 - 27 & juz 28 - 30
Sore ini, entah kenapa aku teringat dengan Teh Rifka, salah seorang senior di Tsukuba. That's why, sebagai tombo kangen, mending aku share aja kali ya apa yang sudah beliau sampaikan di sesi tadabbur Al-Qur'an saat puasa dua tahun lalu. Rasanya kangennn bangett dengan acara yang chemistry-nya benar-benar dari hati di tempat dimana diri ini jadi minoritas. Sungguh, rasanya tuh mendalaamm bangett.
Semoga kita semua bisa jadi hamba Allah yang lebih baik, ya. Saling mengingatkan, Temans.
Baiklah, tanpa perlu berpanjang kata lagi, aku share ilmu yang beliau sampaikan, ya. Ini copas catatanku selama di Tsukuba. Waktu itu, aku merasa rugii sekali kalau enggak mencatat apa yang disampaikan teteh salihah nan rendah hati lulusan S2 ITB ini. Semoga bisa menjadi pengingat kita semua, ya.
**
Materi dari Teh Rifka
Beberapa hal yang perlu digarisbawahi:
Juz 22
Surah Al-Ahzab
Ayat 28
Bercerita tentang istri-istri Rasulullah yang menginginkan nafkah lebih karena Rasulullah dikenal zuhud (hanya mengambil sesuai keperluan, sisanya untuk infak).
Ayat 32
Ayat ini tidak hanya untuk istri-istri Nabi, melainkan juga pengingat kita sebagai muslimah.
Etika seorang muslimah: bertakwa, jangan melemahlembutkan suara saat bicara, ucapkan kata-kata yang baik, tetaplah di rumah jika tidak ada keperluan mendesak, jangan bertabaruj, tunaikan zakat, dan taati Allah & Rasul-Nya.
Ayat 37
Kisah poligami Rasulullah dengan Zainab (yang notabene masih kerabat dekat) memiliki hikmah ingin menghapus tradisi jahiliah saat itu yang tidak boleh menikahi mantan istri anak angkat (Zainab adalah mantan istri anak angkat Rasulullah).
Sejatiny poligami Rasulullah memang dibangun di atas hikmah yang sangat mengagumkan, misal:
- motivasi untuk membantu para janda yang lemah karena ditinggal suaminya meninggal
- motivasi untuk penyebaran Islam.
Ayat 53
Tentang adab masuk rumah Rasulullah yang untuk zaman sekarang termasuk adab bertamu (sebagai tamu harus peka dengan kondisi tuan rumah).
Ayat 59
Tentang kewajiban muslimah, menurut aurat.
Surah Saba'
Berawal dengan kisah Nabi Daud As dan Nabi Sulaiman As. Mereka diberi banyak kenikmatan dan kelimpahan materi serta beragam kemampuan. Namun, mereka (termasuk kaumnya) tidak lupa untuk bersyukur kepada Allah dan beramal.
Kemudian dilanjut dengan kisah Kaum Saba' yang juga diberi kenikmatan sama, tapi reaksinya berbeda (tidak mau bersyukur dan berpaling dari Allah). Hingga kemudian, Allah akhirnya memberikan mereka azab.
Surah Fathir
Lebih banyak membahas tentang tauhid.
Sesi diskusi
1. Gimana cara menceritakan dengan bahasa yang cocok dan pas kepada anak tentang istri-istri Rasulullah (Mbak Sita).
Teh Rifka:
Berbicara dengan anak-anak memang harus disesuaikan dengan perkembangannya, misal kalau sudah beranjak remaja dimulai dengan cerita kisah Nabi dan Rasul sebelumnya yang istri-istrinya juga banyak. Bahkan, tradisi saat itu, istri-istri kaum zaman dulu jumlahny unlimited. Justru kemudian syariat (sebagaimana yang ada di Surah An-nisa) membatasi istri yang hanya boleh maksimal 4, jika khawatir tidak bisa adil 1 saja.
Untuk Rasulullah sendiri, setiap pernikahan mengandung hikmah & tujuan tertentu, misal untuk menolong para janda.
2. Mbak Ade
Tentang kecemburuan istri-istri Rasulullah, misal Bunda Aisyah dengan Bunda Shafiah yang usiany tidak jauh beda. Sisi manusiawi.
Teh Rifka:
Setiap istri Rasulullah punya amalan unggulan: yang rajin salat malam (Bunda Hafshah), rajin zikir ( Bunda Juwairiyah), dll.
Materi dari Teh Rifka
Juz 23
Beberapa poin yang digarisbawahi:
Surah Yasin
a. Kisah umat pengikut Nabi Isa as. Nabi Isa mengutus dua pengikut setiany untuk berdakwah di salah satu kota di Romawi. Namun, penduduk negeri tsb mendustakannya. Ketika diutus lagi utusan ketiga, penduduk tsb tetap saja tidak menerima.
Salah satu dari penduduk tsb sebenarny ada yang menerima dakwah dan mengingatkan yang lain untuk mengikuti ajaran Nabi Isa as, namun mereka tetap tidak mengindahkan bahkan membunuhnya.
Hikmah: aktivitas amar ma'ruf nahi munkar adalah sesuatu yang penuh ujian, namun ketika sabar maka Allah akan memberikan karunia-Nya berupa surga.
b. Tentang perintah untuk selalu bersyukur
c. Tentang orang-orang kafir yang sombong yang selalu menagih/menantang kapan hari akhir itu datang ketika diingatkan tentang adanya hari akhir.
Surah As-Saffat
a. Tentang makanan dan minuman penduduk neraka yang sangat mengerikan sebagai azab untuk orang-orang zalim.
b. Tentang tingkat keimanan Nabi Ibrahim yang menerima beragam ujian dari sejak beliau kecil, namun Nabi Ibrahim bisa melaluinya; tentang kepatuhan & keimanan Nabi Ismail; serta tentang ketangguhan Ibunda Hajar.
Sense of parenting Nabi Ibrahim saat diminta menyembelih Nabi Ismail:
Nabi Ibrahim mengajak diskusi Nabi Ismail, tidak hanya menyuruh/memerintah.
Hikmah: semakin beranjak besar seorang anak, semakin seringlah dia harusnya diajak diskusi orang tuanya.
Surah Sad
a. Perintah mentadaburi Al-Qur'an sebagai pelajaran dan petunjuk hidup.
Sesi Diskusi
1. Kisah Nabi-nabi yang jarang diulas di tempat ngaji padahal kisah mereka luar biasa (banyak disinggung di Al-Qur'an). (Mbak Sita)
2. Aktivitas amar ma'ruf nahi munkar penuh ujian, tapi kalau bersabar ganjarannya sesuatu yang mulia. Tapi, untuk sabar memang tidak mudah. (Mbak Sita)
Ganjaran untuk orang sabar memang luar biasa, bahkan nanti akan disambut di pintu surga oleh malaikat dengan penuh penghormatan. Memang tidak mudah, tapi harus terus dilatih. (Teh Rifka)
3. Menyikapi sabar ketika mendapat ujian baik yang berupa kenikmatan maupun yang tidak menyenangkan serta pengaplikasian ayat "jadikan sabar dan salat sebagai penolongmu". (Mbak Sita)
Sabar bukan pasrah, tapi aktif berusaha mencari beragam solusi (tidak patah semangat ketika menghadapi ujian). Pun sabar dalam kelapangan, maksudnya jangan sampai nikmat tsb membuat kita bermaksiat atau membuat kita sombong. Salat dan sabar adalah penolong agar kita tetap di jalan Allah apa pun kondisi kita (diberi ujian kenikmatan/sebaliknya). (Teh Rifka)
4. Karakter pemarah padahal dia salat. (Mbak Nisa)
5. Bagaimana agar bisa menahan amarah ke anak. (Teh Neng)
Teh Rifka:
- Ingat-ingat terus hadits "jangan marah, bagimu surga". Internalkan dalam diri benar-benar.
- Berdoa sebelum memulai apa pun sehingga apa pun hasilnya (yang diiringi dengan usaha di prosesnya) kita akan menerima.
- Posisikan anak sebagai amanah dari Allah, tugas kita adalah menjaga fitrah mereka agar sukses dunia akhirat. Persepsi itulah yang kita bangun. Anak bukan beban, tapi amanah.
- Kuatkan kesabaran karena itu ladang amal kita sebagai orang tua.
- Jangan persepsikan anak-anak seperti kita. Posisikan anak-anak sesuai usianya.
- Setiap tingkah laku anak-anak bisa jadi tempat mendulang pahala.
- Selalu mengevaluasi apa yang sudah kita lakukan ke anak
- Ketika hubungan dengan Allah baik, misal dimulai dengan salat tahajud atau subuh atau baca Al-Qur'an, maka kontrol emosi kita akan lebih bagus.
- Jaga hak-hak tubuh (jangan lapar/lelah) biar enggak mudah emosi
- Standar jangan terlalu tinggi apalagi tinggal di Jepang yang notabene hampir semua dikerjakan sendiri, lebih-lebih ketika kita punya banyak anak atau punya pekerjaan lain. Skip hal-hal yang tidak terlalu penting atau delegasikan sementara ke pihak lain (pasangan atau anak yang lebih tua).
6. Tentang lapar yang jadi gampang marah itu ada penjelasan ilmiahnya.
Di dalam tubuh ada hormon serotonin yang tugany mengontrol suasana hati. Ketika tubuh kekurangan gula (lapar), hormon serotonin pun ikut berkurang, efeknya suasana hati jadi enggak baik. Untuk ibu-ibu mungkin bisa makan yang manis-manis saat lelah. (Mbak Nisa)
7. Bagaimana caranya berbuat baik dan berbakti kepada ibu bapak ketika kita jauh dari orang tua. (Mbak Nisa)
Teh Rifka:
- ada jadwal rutin untuk menghubungi orang tua
- mengirim uang jika memungkinkan
- mengirim doa, mendoakan kebaikan
- berusaha untuk menjadi bagian dari support system orang tua entah itu materi atau psikologis, misal jadi tempat curhat yang baik
- saat bertemu (pulang kampung) jangan habiskan semua untuk jalan-jalan atau reuni, optimalkan waktu dengan orang tua
- mumpung orang tua masih ada, niatkan untuk pulang secara berkala (jika kondisi memungkinkan)
8. Masalah prioritas setelah menikah: suami memprioritaskan ibunya, istri memprioritaskan suaminya. (Rani)
Teh Rifka:
Setelah menikah, tanggung jawab suami bertambah. Sedangkan istri, perwaliannya yang berubah/berpindah. Jadi bukan masalah lebih memprioritaskan siapa, but case by case.
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)