Beberapa waktu yang lalu adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-13. Ehm, kalau dihitung sejak zaman putih abu-abu sih malah sudah dua dasawarsa ya kenalnya, zaman kinyis-kinyis euy, wkkk.
Kami menikah mudaa, sehari setelah diwisuda. Jadi, aku benar-benar mempraktikkan from ijazah to ijabsah. LOL.
Usia Mas Ryan saat itu 23 tahun sedangkan aku 21 tahun lebih alias belum genap 22 tahun. Sebenarnya kalau ukurannya orang kampung mah enggak muda ya. Muda tuh kalau nikah di usia belasan. Tapi maklumin ajalah ya, zaman kami nikah mah kondisi belum seperti sekarang. Belum ada teror tiap hari di media sosial akan nikmat dan serunya nikah muda sehingga bikin dedek-dedek unyu bin emez pengeennn. Jadilah keputusan kami menikah saat itu boleh dibilang antimainstream, setidaknya di yang selingkaran.
Jika waktu diputar kembali akankah aku memilih nikah muda? Jelas. Bukan masalah bisa uwu-uwuan, bukaan. Haii, enggak semua yang nikah muda motivasinya biar bisa sayang-sayangan, yes. Meskipun enggak bisa dimungkiri kalau itu adalah naluri sebagai manusia yang punya hati. Tapii kalau boleh jujur, motivasi kami memutuskan menikah muda saat itu ya memang karena udah merasa klik dan cucok ajaa.
Kami sadar kok akan konsekuensi bahwa yang namanya nikah muda dimana modal masih minimm pastilah harus berjuang bersama. Buatku enggak masalah selama pasanganku orangnya asik dan seruu serta menghargai. Justru bagiku dengan sama-sama dari nol, gada istilah sungkan-sungkanan atau jaim-jaiman karena ibaratnya sejoli tersebut sudah bersama sejak zaman tempura depan sekolah sebiji lima ratus perak saja. Jujur, buatku pribadi, kesejajaran suami dan istri adalah hal yang sangat penting, bahkan mahapenting. Hubungan suami dan istri bukanlah transaksi si suami dapat penampakan istrinya sedangkan si istri dapat duitnya. Nope. Bagiku hubungan suami dan istri adalah hubungan yang murni dari hati (tentu saja atas izin-Nya) yang mana di dalamnya tidak hanya berisi canda tawa tapi juga tangis serta air mata. Suami istri haruslah saling mendukung dan menguatkan. Terkesan sok idealis ya? Atau karena saat muda, aku udah keracunan beragam drama Korea dan dorama Jepang bertema bucin? Entahlah. Yang jelas, tiap orang emang beda-beda, kan. :D
Lalu, apa arti usia 13 ini?
Seperti yang aku tulis di IG @miyosiariefiansyah, sejatinya kami masih harus banyak belajar, masih banyak tantangan kehidupan yang harus dilewati. Tapi yang jelas doa kami satu: semoga Allah senantiasa membimbing kami. Aamiin.
Mohon doanya juga, ya.
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)