Puas menikmati Siladen, kami kemudian melanjutkan perjalanan ke tujuan selanjutnya, ke tempat yang sudah teramat mainstream alias sangat populer tidak hanya di kalangan wisatawan domestik tetapi juga internasional. Ya, BUNAKEN. Manado selalu identik dengan tempat wisata tersebut, bukan? Sebagaimana yang pernah saya tulis di postingan sebelumnya tentang komentar beberapa teman ketika tahu bahwa saya akan pindah ke Manado, "Waah, enak Miii nanti bisa ke Bunaken," huehehe. Alhamdulillah, makasih banyak doanya. 😍
Dari Siladen ke Bunaken tidaklah jauh, hanya sekitar 5 km saja. Ombaknya juga masih sama, tidak terlalu besar. Karena ada beberapa anggota rombongan yang ingin snorkeling, maka kami mampir sebentar di tempat persewaan. Selanjutnya, cuzz... memilih terombang-ambing di atas laut sambil melihat secara langsung keindahan taman lautnya yang konon dikagumi banyak orang itu.
Meski saya tidak ikut snorkeling dan diving (sebagaimana yang pernah saya tulis di postingan sebelumnya bahwa urusan tersebut nanti saja nunggu kalau hanya pergi bertiga entah kapan dan di mana), tapii tetap bisa menikmati keindahan bawah lautnya. Saya sudah bisa membayangkan jika dari atas saja sudah terpancar cantiknya, apalagi jika melihat langsung ya pasti jauh lebih indah. MasyaaAllah.
Taka sangat senang melihat dunia bawah laut secara langsung. Apalagi, ini adalah pengalaman pertama baginya naik speed boat. Saya punn. Sedangkan kalau suami, ini adalah pengalamannya kesekian setelah sebelumnya sempat menikmati Raja Ampat ketika masih bertugas di Manokwari.
Mesin speed boat dimatikan demi kebaikan terumbu karang dan juga orang-orang yang sedang snorkeling yang jaraknya tak jauh dari kami. Akibatnya, goyangan kapal berasa bangett mengikuti ombakk. Huwooo seruuu banget. Kek gini to rasanya. LOL. Memang, saya pernah baca lupaa di mana, katanya waktu yang tepat untuk ke Bunaken adalah tengah tahun, Juni - Agustus dengan pertimbangan di bulan-bulan tersebut ombaknya tidak terlalu besar. Padahal kalau menurut saya, ombak di sekitaran Bunaken juga enggak terlalu besar kok, tapi ternyata efeknya berbeda yes kalau mesin kapal dimatikan. LOL.
Puas terombang-ambing di tengah laut, kami kemudian melanjutkan perjalanan ke tujuan terakhir. Nahh, ini. Bagi saya pribadi ini, pulau terakhir yang kami kunjungi ini puncaknya. Saya paaaliiingg sukaa di bagian terakhir, bisa dibilang ini klimaksnya. Mungkin memang tidak seterkenal Bunaken, tapii keindahannya tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Tunggu ceritanya di postingan saya selanjutnya, yaa.
2 comments
take me there, take me there :D
ReplyDeleteHahaha loh Hajadi ketemuan d interlaken t wkk
DeleteMakasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)