Proses Perjalanan ke Tiga Pulau (Siladen, Bunaken, dan Nain)
Akhirnya, saya mengalami juga trip TIGA pulau (Siladen, Bunaken, dan Nain). Sungguh, ini benar-benar di luar rencana. Bahkan, saat proses pindah ke Manado dan beberapa teman bilang enak dong nanti bisa ke Bunaken, zuzur... kepikiran aja enggak. Maklum, saya benar-benar anak gunung garis keras, nih. Mending mendaki daripada menyeberangi, begitulah kira-kira "prinsip" yang saya anut. Mending mendaki gunung (selama di Jepang mendaki 5 gunung) daripada menyeberangi lautan. 🤣
Tapii, tawaran dari teman kerja suami menggoyahkan iman. Kalau sendirian mungkin malas, tapi kalau rombongan... kesempatan tidak datang dua kali, kan. Apalagi, kami di Manado ini sifatnya sementara. Jangan sampai deh menyesal kemudian ketika nanti sudah pindah. Saya saja sangat menyesal kenapa saat di Balikpapan enggak mau ke Derawan T_T, untung dah ke Bukit Bangkirai dan beberapa tempat ikonik lainnya. Setelah mempertimbangkan banyak hal, termasuk nanya pendapat Taka (meski masih 4 tahun boleh dong bersuara), kami sepakat YES.
Titik kumpul di Dermaga Grand Luley. Kalau dari rumah sekitar 15 km, tapii masalahnya kami sedang tidak di rumah. 🤣 Sudah sejak jauh-jauh hari, suami booking hotel untuk staycation di daerah Tomohon. Katanya untuk merayakan hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-13. Ceritanya mau ngasih kejutan gitu ke istrinya. 😂 Memang, akhir minggu kemarin acara cukup padat: Jumatnya suami ada acara di Tondano, Sabtunya acara pribadi kami di Tomohon, Minggu cuz ke Manado. Eh lha kok ndilalah dapat ajakan untuk trip tiga pulau di hari Minggunya. Semacam... rezeki enggak boleh ditolak. 😁
Karena sudah diniatin sedemikian rupa, Minggu pagii pakai bangett ba'da Subuh, kami langsung check out. Abang-abang resepsionisnya masih pada tidur. Lampu-lampu juga masih pada matiii. Tapi, kami jelas enggak mau telat. Kalau bisa malah sudah harus sampai lokasi sebelum jam 7 meski janjiannya jam 7 tepat.
Suasana Tomohon saat kami turun masih sangat sepi. Hanya ada beberapa kendaraan saja di jalan. Sesekali kami bertemu pengemudi yang entah mabuk entah ngantuk yang jelas cara menyetirnya enggak banget. Jadi meskipun masih sangat sepi, kami harus ekstra waspada, mana Tomohon - Manado nih rute jalannya berkelok-kelok, 10 kali lipat jika dibandingkan dengan kelok-keloknya jalan Pujon - Ngantang - Batu bagian atas.
Sampai di Manado setengah jam kemudian (dari yang normalnya 1 - 1,5 jam), saya mampir rumah bentar untuk mengambil beberapa barang. Setelahnya, barulah kami kemudian cuzz ke dermaga Grand Luley.
Di perjalanan, saya tanya Taka lagi apakah dia mau naik speed boat? Dia mengangguk cepat. Ketika saya bilang apa enggak usah, wajah kecewa langsung tersirat. Ya udah, bismillah. :)
Jujur, yang membuat saya sedikit ragu adalah karena bawa balita. Saat ke Miyajima dari Hiroshima, moda transportasinya kapal Ferry padahal mah jaraknya superdekettt. Nah ini ke tempat yang jaraknya huadohhh alias jauh (pulau terjauh Nain, 2 jam-an), transportasi utamanya hanya tersedia boat. Kalau masih belum ada bocah sih enggak masalah, tapii pergi ngebolang dengan anak pastinya berbeda. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. :)
Di sisi lain, melihat antusiasme Taka kok ya rasanya sayang gitu kalau harus "dihancurkan". Rupanya memang benar, setelah dijalani, Taka benar-benar menikmati. Enggak nangis saat ombak cukup besar menghadang. Hanya diam (entah hatinya mbatin gimana wkkk).
Alhamdulillah, bagi seorang ibu mah yang penting anaknya bahagia serta selamat dunia akhirat y (terkesan lebay ya 😂).
Itulah cerita proses perjalanan saya trip tiga pulau minggu kemarin. Dari yang awalnya ragu sampai kemudian mauu. Tunggu kisah selanjutnya mengenai masing-masing tempat, ya.
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)