Himeji, Kota yang Membuatku Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - October 06, 2021
Masih melanjutkan cerita perjalanan seminggu ke Region Kansai setahun yang lalu ketika aku masih tinggal di Tsukuba. Kali ini, aku akan berbagi cerita tentang tempat yang sama sekali tidak ada dalam rencana untuk dikunjungi, tapi ternyata setelah kami ke sana rasa syukur tiada henti kami katakan berkali-kali. Enggak rugiii.
Awalnya, setelah menyambangi Kastil Osaka, kami berencana untuk langsung ke Kyoto. Tapi kemudian secara spontan kami malah pengin mampir sekalian ke Kastil Himeji. Apalagi, kastil yang terletak di Kota Himeji tersebut ditetapkan oleh UNESCO sebagai situs warisan budaya dunia. Penasaranlah ya kami, seindah apa sih kastil yang kerap dijuluki dengan nama Kastil Bangau Putih ini.
Tetapi rupanya, belumlah melihat kastilnya, aku sudah jatuh cinta dengan view kotanya. Itu sebabny, rasanya sayang banget jika tidak kutuliskan di sini.
Perjalanan kami dimulai dari Kastil Osaka ke Stasiun Osaka dengan menggunakan Osaka Loop Line, semacam Yamanote Line kalau boleh kubilang. Kita enggak perlu takut tersesat atau semisal ketiduran pun enggak perlu turun kemudian naik kereta dengan line yang berbeda karena Osaka Loop Line ini rutenya muter jadi pasti melewati lagi stasiun yang kita tuju. Persis Yamanote Line, kan.
Dari Stasiun Osaka, kami menitipkan dulu barang-barang di loker. Yups. Hal ini kerap kami lakukan saat ngebolang biar enggak bawa banyak barang saat di kereta/bus. Suka bangett deh karena di seluruh stasiun Jepang, setidakny yang pernah kudatangi, selalu saja ada loker. Bahkan, di stasiun kecil pun. Rupanya, loker di stasiun sudah menjadi kebutuhan primer mengingat mobilitas orang-orang begitu tinggi yang kadang tidak dimungkinkan bawa barang-barang kalau hanya sekadar ke sebelah aja, tapi kalau mau ditinggal di rumah/apato juga semacam nanggung.
Hampir dua jam perjalanan kami ke Himeji dengan menggunakan Kobe Line. Melewati Kobe lagi, tapi kali ini enggak mampir, yaa, huehehe. Himeji dan Osaka ini udah beda prefektur meski regionnya sama-sama Kansai. Jadi, dua jam kurang perjalanan dengan kereta menurutku termasuk cepatlah ya, seperti Tsukuba - Akihabara pergi pulang. Jaraknya pun hampir sama, cuma lebih sedikit. Jika Tsukuba - Tokyo 60-an km, maka Osaka - Himeji 90-an km.
Jujur, rasa lelah itu masih terasa ketika kami sampai Stasiun Himeji karena kami sudah ngukur jalan sejak pagi. Tapi, lagi-lagi rasa tersebut menguap manakala melihat pemandangan kota Himeji yang masyaaAllah luar biasa cantikkk. Entah kenapa aku langsung jatuh hati. Apalagi, hujan baru saja reda saat itu, jadi suasananya seperti mendukung banget.
Melihat orang-orang berjalan kilar-kilir di Jepang mungkin bukanlah hal aneh. Tapi entah kenapa aku yang saat itu enggak langsung ke Kastil Himeji dan memilih ngendon dulu di lantai dua stasiun saat melihat orang-orang berlalu-lalang kok merasa berbeda. Saat itu, aku seolah sudah menyadari bahwa hal-hal seperti ini akan sangat langka ditemui di tanah air. :D
Ehm, kalau hanya ngomong aja tanpa bukti jadinya zonk, maka aku bagikan beberapa foto penampakan Kota Himeji di bawah ini, ya (diambil dari lantai 1 & 2).
Himeji, mungkin memang tak terlalu populer di kalangan wisatawan karena secara umum mereka lebih kenal Kyoto, Tokyo, dan Osaka (maksudnya yang superdyuper mainstream bangett). Tapii, aku tak peduli. Himeji, kota yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama. Aku jatuh hati dan ingin kembali suatu saat nanti. Aamiin.
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)