Setelah mengikuti orientasi pelatihan calon Relawan Keluarga Kita atau lebih dikenal dengan istilah RANGKUL, selanjutnya bagaimana?

Ya, seperti yang sudah saya singgung pada postingan sebelumnya bahwa tahun ini saya bergabung sebagai RANGKUL. Setelah proses seleksi, Alhamdulillah, saya dinyatakan lolos sebagai ((calon)). Ya, masih calon karena kami harus mengikuti proses berikutnya.

Empat minggu mengikuti pelatihan sebagai calon Rangkul secara blended, termasuk mengerjakan tugas-tugas, alhamdulillah akhirnya saya lolos sebagai RANGKUL.

Sumber gambar ini dan satu gambar di atasnya: IG @rangkulkeluargakita

Lalu, setelah orientasi pelatihan calon relawan keluarga kita (RANGKUL), selanjutnya apa? Kami sudah boleh mengadakan sesi sesuai dengan pembekalan yang didapat sebelumnya. Namun, agar ilmu yang didapat lebih mumpuni lagi, kami harus mengikuti program basic parenting yang dimulai sejak minggu kemarin hingga Oktober nanti. Sama seperti sebelumnya, proses pembelajarannya pun dilakukan secara blended melalui platform sekolah.mu (sebuah platform yang begitu familiar sejak Taka menjadi siswa PAUD TK A di SMM yang notabene menggunakannya juga).

Sebenarnya, saya sudah mendapat materi mengenai basic parenting di tempat Taka sekolah. Ya, sebagai orang tua yang anaknya sekolah di SMM, saya mendapatkannya secara otomatis.

Basic parenting yang saya dapat sebagai walimurid SMM PAUD TK A dan sebagai RANGKUL

Namun, tetap saja ada perbedaan. Jika materi basic parenting sebagai walimurid SMM PAUD TK A semuanya dilaksanakan secara mandiri, di RANGKUL ada sesi interaksi dengan fasilitator (plus ada tugas-tugas yang harus dikerjakan). Seperti yang sudah saya jelaskan di awal, pelatihan basic parenting sebagai RANGKUL dilaksanakan seperti sebelumnya, blended. Sampai saat ini, pelatihan seminggu sekali via zoom masih terus dilakukan.

Sebagai orang tua yang memiliki anak di zaman serba menantang seperti sekarang ini, saya berharap apa yang saya dapat bisa bermanfaat untuk keluarga dan sekitar. Doakan, ya.

Pengasuhan anak adalah tanggung jawab bersama. Tidak ada orang tua yang sempurna, jadi yuk saling me-RANGKUL. Sebagaimana kata pepatah it takes a village to raise a child.