Sudah cangkir kopi ke-4 atau malah ke-5. Entahlah, aku lupa pastinya berapa. Yang jelas, hari ini, aku banyak mengonsumsi kopi. Alih-alih menikmati, sebenarnya yang ada hanyalah bentuk meredakan stres untuk sementara. Aku jadi ingat kata bapakku. Beliau pernah mengomentari aku yang kecanduan kopi. Menurut beliau, orang menikmati banyak cangkir kopi itu tidak semata-mata karena suka, melainkan bisa jadi sebagai bentuk "pelarian". Ada sensasi tersendiri bernama "amnesia" ketika menyeruputnya. 😆 Dulu, aku protes dengan opini bapakku. Aku merasa baik-baik saja kok, memang suka ngopi aja. Tapi sekarang, aku mengiyakan, apalagi jika jumlah cangkir kopi yang "dihabiskan" enggak logis. Kalau cuma satu dua, okelah ya. Tapi kalau sampai lebih daripada tiga, jangan-jangan memang benar untuk pelarian semata. 🤣
Apa sih yang membuatku galau? Mungkin karena hari kepulangan semakin dekat. Ah, lebay, deh. Ya, memang. Ini bukan pertama kalinya aku merantau, harusnya kan b aja. Tapi, entah kenapa kali ini berbeda. Segala macam perasaan campur aduk. Aku sendiri tidak bisa menggambarkannya seperti apa.
Sebenarnya, yang namanya merantau pasti menghadapi tantangan, tidak terkecuali saat merantau ke sini. Yang pernah atau sedang merantau pasti sangat paham kok bahwa merantau tuh bukan pindah ke surga dalam artian apa-apa enak. Gaaakkk. Ada begitu banyak tantangan yang menyertai.
Yang membuat kita jadi betah adalah... bisakah beradaptasi atau berdamai dengan tantangan itu? Kalau iya, hasilnya betah. Kalau sebaliknya, bergejolak.
Jujur, terlepas dari beragam tantangan yang ada yang pernah kutulis juga di blog ini, aku betah tinggal di Negeri Sakura. Bagiku, Jepang punya daya tarik yang sangat besar. Bukan lantaran semata-mata karena negara maju karena kalau hanya alasan itu juga banyak yang menyamai, tapi ada hal lain yang berhubungan erat dengan karakter. Mungkin bagi yang lain receh ya, tapi bagiku sangatt berarti.
Seharusnya, aku bersyukur sudah diberi kesempatan bisa tinggal di sini (dan bukannya minta nambah). 😆🤣 Tapiii, di sisi lain aku juga lega menjadi sosok yang apa adanya, tidak berpura-pura bijak untuk menutupi kelemahan. 😊
Jadi, postingan kali ini menghasilkan sebuah kesimpulan yang bukan aku banget, yakni "Ya udahlah jalani aja, lihat nanti gimana" 😆🤣 secara biasanya aku ini orang yang sangat sangat terencana. Namun kali ini, aku ingin "pasrah". Embuh, wes. 😆
Tsukuba, 17.42 JST