Hari ke-259 di Jepang: Kabar Covid-19 di Negeri Sakura dan Indonesia
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - September 15, 2020
Udah hampir akhir tahun, tapi coronavirus benar-benar masih betah tinggal di bumi. Enggak terkecuali, di negeri Sakura. Meski kini kurvanya sudah mulai turun bahkan di Ibaraki sendiri stage-nya sudah turun dari 3 ke 2, tapi toh jelas belum bisa dikatakan aman.
Masyarakat masih harus waspada, lebih-lebih kegiatan yang sifatnya kumpul-kumpul atau menggalang massa.
Aku sendiri sejujurnya sedih tiap update berita tentang tanah air. Jadi ingat dulu "zaman" SARS dan "para pendahulunya", Indonesia bisa dikatakan kebal (padahal negara lain tumbang). Kenapa kok ya covid-19 ini berbeda. Tapi toh angan-angan seperti itu tidak akan mengubah keadaan. Yang ada sih malah dosa karena berandai-andai.
Di bulan ini, ada cukup banyak orang Indonesia yang BFG. Salah satunya malah ada yang hamil. Kalau kondisi Indonesia baik-baik aja sih aku nyantai, tapi ketika sebaliknya? Hanya doa sepenuh hati yang bisa kupanjatkan semoga perjalanan mereka lancar.
Entah kenapa di hari ke dua ratus sekian dan di tengah kondisi covid tanah air yang bikin nyesek, tiba-tiba aku ingat lirik salah satu lagu nasional:
Tanah airku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biar pun saya pergi jauh
Tidakkah hilang dari kalbu
Tanahku yang kucintai
Engkau kuhargai
(Maaf kalau lirikny ada yang salah)
Seorang teman menanyakan pertanyaan retoris tentang apakah aku cinta tanah air? Yaaaeyaalaahh. Sebab kata dia, orang yang udah "kesambet" luar negeri biasanya auto gak cinta dengan tanah airnya sendiri. Walau tentu saja enggak bisa dipukul rata.
Jujur, meski di sini tidak dimungkiri memang sangat nyamannn untuk tinggal (at least sampai detik ini), tapii... aku tetap cinta tanah air. Tempat lahir, tumbuh, besar, sekolah, dapat jodoh, berkarya, dapat teman, dan semuanyaaa. Ya bagaimana mungkin lupa dengan itu semuaa. Helawww. Bila pun kita mungkin enggak suka/kurang setuju dengan perbuatan oknum/suatu kelompok, tapi bukan berarti tidak cinta tanah air, kan? Tanah air-nya enggak salah. Misal, masa iya hanya karena aku kesal dengan teman sekolahku yang duluu sokk kegantengann & suka bilang/menghina terang-terangan cewek-cewek yang menurut dia gak oke terus aku jadi enggak cinta tanah air kemudian menyamaratakan karakter orang-orang di tanah air menyebalkan seperti dia (eh, maaf, yakali dia udah berubah, astaghfirullah). Kan ya enggak gitu juga. Intiny mah tetap cinta tanah air biar bagaimana.
Itu sebabnya, setiap baca berita covid di Indonesia, hatiku nyut-nyutan. Makin miris ketika kondisi di sini sudah mulai membaik. Di satu sisi bersyukur karena kurva di sini turun, di sisi lain sedih karena di tanah air belum. Campur aduk rasanya.
2020 ini memang benar-benar tahun yang penuh kejutan. Semoga saja 2021 pun ada kejutan, tapi yang sifatny membahagiakan semua orang. Aamiin.
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)