Hari ke-206 di Jepang: Apa yang Kita Cari dalam Hidup Ini?
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - July 24, 2020
Beberapa hari yang lalu, aku baca berita di IbarakiNews tentang seorang artis yang bunuh diri. Aku tahu dia. Aku pernah nonton filmnya bareng suami ketika kami masih tinggal di Balikpapan. Ya, dia yang jadi Eren Jaeger, Attack on Titan versi live action. Aku baru tahu kalau dia orang Tsuchiura. Enggak heran kalau berita kematiannya masuk IbarakiNews.
K A G E T !
Setiap kali baca berita orang bunuh diri, siapa pun dia, reaksiku sedih sekaligus kaget. Sungguh dunia dipenuhi anomali. Di saat yang lain berjuang ingin tetap hidup, ada yang sudah diberi kesempatan hidup tapi malah berusaha menghilangkannya. :(
Ada beragam spekulasi kenapa artis berusia 30 tahun tsb gantung diri. Salah satu media online bilang kalau dia memang sempat depresi pasca main film Attack on Titan yang notabene dianggap gagal oleh banyak pihak. Bahkan dia sendiri sampai tidak mau nonton saking malunya. Sumber lain bilang kalau si artis adalah pribadi yang ceria sekaligus tertutup... dan kurang percaya diri. Ehm... lagi-lagi anomali. Di saat cukup banyak laki-laki woro-woro kepedean kalau mereka banyak yang mengejar-ngejar sampai bingung milih, yang jelas-jelas good looking & sopaan bangett bangett malah minder. Entah harus komen gimana.
Aku jadi kepikiran dengan bapak-bapak paruh baya yang kerap kujumpai di tangga Tsukuba Senta. Beliau seolah putus asa. Ya, bukannya sotoy, cuma menerka aja. Setiap bertemu, si bapak sedang mabuk sambil nyanyi-nyanyi. Enggak menggangu orang sekitar sih, si bapak hanya ingin melepas segala beban aja dengan berbuat seperti itu (nyanyi-nyanyi sendiri sambil minum-minum). Jujur, ada rasa trenyuh dalam hati. Kalau di tanah air, pasti si bapak udah disamper (untuk diwawancara kemudian diviralkan) sekadar untuk ditanya rumahnya di mana, anaknya ke mana, atau udah makan atau belum. Tapi di sini, enggak. At least selama enggak ganggu orang ya terserah Lo mau apa. Lebih ke arah seperti itu sih menurutku.
Sebenarnya, apa yang kita cari dalam hidup ini? Jawabannya seragam: kebahagiaan. Ya, aku percaya fitrahnya manusia tidak ingin menyakiti, tidak juga ingin disakiti. Inginnya bahagia. Sesederhana itu. Hanya saja dalam prosesnya, manusia bisa berubah. Manusia kecewa. Kemudian, mereka melampiaskannya dengan beragam cara. Ada yang dengan menyakiti orang lain, kalau dirinya tidak bisa bahagia orang lain pun tidak boleh. Ada juga yang dengan menyakiti diri sendiri mulai dari sekadar merusak diri dalam dosis ringan sampai bunuh diri.
Seandainya, orang-orang yang menyakiti dirinya sendiri itu tahu bahwa di luar sana ada orang yang sangat peduli hanya saja tidak dikatakan. Bahwa di luar sana ada orang-orang yang diam-diam mendoakan hanya saja tidak dipublikasikan. Ya, seandainya orang-orang yang menyakiti dirinya sendiri itu tahu bahwa mereka sangat pantas hidup, bahwa mereka punya previlege, sesuatu yang bagi orang lain mungkin sangat diidam-idamkan. Ya, seandainya saja....
Sedih. :(
Sedih. :(
Lalu, apa yang bisa kita lakukan? Bersikap baiklah walau itu hanya sekadar senyuman. Memang sangat sederhana, tapi kadang sikap bersahabat bisa membuat seseorang percaya kembali bahwa dunia ini tidak sekejam yang ia kira.
Kalau aku pribadi, menetralisir hati salah satunya adalah dengan menikmati keindahan alam ciptaan Allah saat jogging. Benar kata pepatah, bahagia itu tidak dicari, tapi diciptakan. Bahagia itu bukan menunggu sempurna, tapi menerima dan legowo dengan proses baik yang manis-manis maupun yang penuh gajlukan.
Ini adalah hasil "tangkapanku" hari ini saat jogging dalam rintik hujan. Semua seolah pengingat bahwa Allah tak pernah menciptakan segala sesuatu sia-sia. Itu artinya juga... termasuk kita.
30 comments
duh liat yang ijo2 gitu seger banget ya mbak, rindu bisa main2 di outdoor begitu sama anakku :(
ReplyDeleteSama mba, aku pun rindu (pas balas komen ini udah ga di sana soale heuu)
DeleteENtahlah. Kadang apa karna kurang rasa syukur ya yang membuat kita jadi mudah mengeluh dan merasa tak berdaya? Padahal nikmat Allah luar biasa
ReplyDeleteMasyaallah iya mba nikmat Allah luar biasa bgt y mba
Deletesenang membaca ini. Apapun dicari hikmahnya dan direnungkan. Masya Allah. Keren, Mbak.
ReplyDeleteYa, apa yang kita cari dalam hidup? Harus sering kita tanyakan ke dalam diri sendiri
Pengin masuk surga nantiny y mba kita semua pastiny xixixi
DeleteHmm.. apa ya yang dicari dalam hidup? selalu dan selalu terlintas pertanyaan ini. Herannya, kok jarang banget mengucap syukur ya saya? padaha kata Allah kalau sering bersyukur, maka nikmatnya akan ditambah. Bersyukur, hal sederhana yang gampang banget dikerjakan, tapi entah kenapa sering terlupa.
ReplyDeleteMasyaallah makasih reminderny mba
Deletesudah menjadi hal biasa ya mba disana, bunuh diri dianggap cara paling tepat untuk emngakhiri rasa sakit atau kecewa yang ia rasakan. Dan kalau dilihat2, 5 tahun terakhir ini orang memang lebih vulgar mengungkapkan ketidak sukaannya terhadap seseorang atau sesuatu, yang padahal bisa jadi membuat orang lain down. Sederhana banget, lewat komen soc med, banyak orang dg gampangnya ngebully, dan membuat mental orang lain terpuruk. Bagusnya jika ia bangkit dan menganggap biasa, buruknya orang tersebut bisa berubah jadi acuh dan tidak peduli sosial karena merasa sering dihakimi orang lain.
ReplyDeleteIya mba
DeleteSedihh rasany baca berita ttg bundir
Iyaaa, denger beritanya aku pun shock, bund..
ReplyDeleteBaca ini adem banget, sekaligus self reminder untuk lebih mencintai diri sendiri dan bersyukur sama nikmat Allah yang tak terhingga
Saya pun ke sini lagi setelah baca berita tren bunuh diri d tetangga Jepang, Korsel, meningkat mbaa
DeleteYa Rabb
Aku tau attack on Ittan malah dari anakku yang remaja nih mbak, dia yg bilang juga kalau Haruma Miura meninggal. Sayang banget ya jadi berakhir kaya gini, dunia perilman eh gak film juga sih ya kalau di Jepang kayanya berat juga bisa bikin oranbg depresi. Ini aku jadi waspada juga anakku kan tau mudah2an sih dengan didikan agama yg kuat bisa paham mana yg baik mana yg dosa
ReplyDeleteBener, Mba
DeleteSmacam sisi gelap Jepang, y
Kepikir bunuh diri karena perfeksionis dan harga dirinya sangat tinggi
Sayang bgt
memang Jepang terkenal bangeet dengan budaya ini ya. Sedih yaa dengrnya mba. Alhamdulillaah kita bis selalu ingat pada-Nya ya
ReplyDeleteIya, Mba. Ibarat kata tetangga yg bersalah, kita yg stres pdhl ga salah. Di sisi lain, merasa kagum karena budaya malunya tinggi. Sayangnya, kerap kepikiran buat bundir kalau ada yg ga sesuai. Dweuh
DeleteBener banget mba, kita sebisa mungkin berbuat baik kepada orang lain agar merasa nyaman gitu ya. Kitanya yang baik juga nyaman, yang berinteraksi dengan kita pun nyaman. Biasanya orang yang punya secure tinggi itu berasal dari keluarga yang hangat, juga lingkungan yang mendukung.
ReplyDeleteAamiin Ya Rabb
DeleteIya, Mbaa
Sedih sekali memang kalau ada berita orang bunuh diri.
ReplyDeleteTapi, aku salut dengan etos kerja di Jepang, terlepas dari dampak yang dirasakan bila karyanya tidak sesuai dengan ekspektasi.
Kebalikannya orang Indonesia...ada juga artis yang ngaku artis padahal gak punya "karya".
Itulah.... Saya pun kagum mba sama mereka. Makanya ikut sedih rasanya tiap membaca berita bundir dr negeri sakura
DeleteTingkat bunuh diri di jepang semakin meningkat. Malah pernah nton ad hutan di jepang yg khusus tempat org bunuh diri kan ya?
ReplyDeleteBener, Mbaa
DeleteAtw untuk sekadar menghilang
Huhuhu iya mbak sedih sekali Haruma Miura meningal seperti itu :(
ReplyDeleteSekarang akun mantan pacarnya katanya lagi diserang nitijen.
Org Jepang rasa malunya besar, jd kalau ada skandal dikit udah ilang muka banget ya, sampai bunuh diri.
Cuma sayang ya memang lbh individualis.
Makanya bersyukur ya memeluk Islam yang ada tatanan hidup ttg bermasyarakatnya juga. ANdai soal disiplin, malu dll kyk org Jepang, udah klop banget lha, ambil yg baik2nya #imho.
Seru mbak jogging sambil poto2 gtu
Iya, Mba
DeleteSayang banget, ya
Jogging di tempat ini adem banget. Semilir angin dan lihat pohon yang rindang .Teduh pokoknya
ReplyDeleteBener, Mba
DeleteSungguh, stres bisa ilang
Andai saja rangorang Jepang tahu bhw lingkungan yg sprti itu ga bisa dimiliki oleh smua orang, mngkin keinginan mreka bundir bisa berkurang
Sayangnya, rangorang Jepang lahir dn tumbuh sudah dgn lingkungan super ideal kek gitu (ga ada sampah, lingkungan bersih, banyak taman, ga ada ludah berserakan, dll) sehingga mreka anggap hal tsb y biasa aja y
Pentingnya brsyukur memang y
As a reminder banget mba. Selama ini apaaaaa yang kita carii?? Kedamaian dan kenahagiaan?
ReplyDeleteMasuk surga y mbaa
DeleteHuehehehe
Semua balik lagi sejauh apa dari rumah ortunya membentuk fondasi
ReplyDeleteKalau roboh di saat dewasa sudah jabatan atau ruangannya
Iya, Mbaa
DeleteMakasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)