Hari ke-205 di Jepang: Anak Sekolah Berangkat dan Pulang Sendiri
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - July 23, 2020
Bertemu anak sekolah yang mau pulang di Stasiun Akihabara. |
Saat masih kecil dulu, berangkat dan pulang sekolah sendiri bukanlah hal yang aneh buat kita. Bahkan, sebagian besar anak sekolah ya gitu. Kalau diantar malah malu, semacam anak mami banget gitu.
Saya masih ingat saat SD berangkat dan pulang jalan kaki karena lokasi sekolah memang dekat rumah. SMP? Saya harus ngangkot dua kali: dari rumah ke terminal Batu, lanjut dari terminal ke sekolah saya. SMA? Sama. Saya harus naik angkot dua kali juga, tapi kali ini dengan arah yang berbeda: dari rumah ke terminal Landung Sari, lanjut ke SMA saya. Pulangnya sama. Pergi sendiri. Pulang sendiri. Semua ya gitu. Udah sangat lumrah bangett. Bila pun diantar sesekali, itu karena super-super mendesak. Misal, harus masuk jam ke-nol dan angkot belum ada yang nongol.
Beberapa tahun kemudian, zaman ponakan saya tepatnya, kondisi ternyata berubah drastis. Jika zaman saya sekolah diantar ortu bisa dibilang antimainstream dan siap-siap di "cie" in, maka zaman ponakan saya sebaliknya: mayoritas anak sekolah diantar ortunya bahkan sampai mereka SMA. Wow.
Saya tidak menyalahkan karena saya pun akan melakukan hal yang sama kalau kondisi tidak aman. Ya, keamanan memang jadi alasan utama kenapa anak sekolah (di tanah air) zaman sekarang banyak yang diantar jemput. Sudah sering saya baca berita anak si ini enggak pulang-pulang, anak si itu hilang, dan rata-rata karena diculik. Ya Allah. Ini menyedihkan jujur aja.
Sebagai orang tua, saya merindukan suasana aman untuk anak-anak. Ketika di sini saya melihat anak sekolah bebas pulang pergi sendiri entah itu naik bus, kereta, atau sepeda, saya membatin, "Seharusnya emang begini, seharusnya usia sekolah ya mandiri." Tapi di sisi lain saya paham bahwa semua bisa setenang itu karena ada jaminan rasa aman. Kalau sebaliknya? Saya rasa semua orang tua sama: was-was. Padahal, berangkat dan pulang sendiri ini juga salah satu cara agar terbiasa mandiri. Tapi memang kalau kondisi enggak aman ya enggak mungkinlah ya bisa tenang kecuali lokasi sekolah depan rumah persis.
Maka, doa saya di hari anak ini enggak muluk: semoga tanah air bisa kondusif lagi untuk anak sekolah berangkat dan pulang sendiri seperti dulu. Aamiin.
0 comments
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)