Hari ke-182 di Jepang: Musim Semi saat Pandemi
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - June 30, 2020
Ini merupakan postingan lanjutan dari tulisan sebelumnya. Catatanku kali ini adalah tentang bagaimana musim semi saat pandemi. :)
Kalau diibaratkan anime, bayanganku saat spring adalah AO HARU RIDE atau SHIGATSU WA KIMI NO USO. Faktanya, SHINKEGI NO KYOJIN. :D Teman-teman yang menonton anime-anime tersebut pasti paham maknanya.
Musim semi yang terjadi di bulan Maret, April, dan Mei ini bisa dibilang sangat dinanti oleh semua orang. Walau jujur aja dari segala musim, yang paling kusuka adalah musim dingin. :) Enggak cuma oleh mereka yang tinggal di sini, tapi yang akan ke sini pun. Beberapa temanku berencana jalan-jalan ke Jepang saat musim semi. Kami bahkan sudah janjian nanti akan bertemu di mana dan ke mana aja. Alasannya hampir serupa: ingin melihat sakura.
Buatku sendiri, musim semi ibarat awal yang baru. Tidak hanya karena tahun ajaran untuk semua jenjang pendidikan dimulai di musim ini saja, bukann. Melainkan semacam... apa ya... setelah berjibaku dengan musim dingin, akhirnya datang juga waktu yang lebih hangat. Musim semi seolah seperti harapan dan lembaran baru.
Pandemi kemudian mengubah semuanya. Anak sekolah dan kuliah ditunda masuknya bahkan kemudian beralih ke pembelajaran online, tidak ada beragam festival, beberapa taman yang berpotensi didatangi banyak orang ditutup, adalah beberapa contoh dampaknya.
Meski demikian, musim semi tidak akan kehilangan cantiknya karena pandemi. Ia tetap ada dengan segala pesonanya. Aku sempat mengabadikan beberapa di antaranya. Foto-foto di bawah ini kuambil saat jogging atau datang langsung ke taman.