Hari ke-149 di Jepang: Hal-hal Menyentuh Hati dari Orang Enggak Dikenal
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - May 28, 2020
Sore ini, seperti biasa, aku ke Tsukuba Senta. Meski status darurat udah dicabut, tapi mau main jauh kok ya masih ragu, ya. Alhasil, ke yang dekat-dekat aja dulu. Aku dan Taka naik bus, suami jogging, nanti ketemunya di Senta, begitu kami kerap memanggil tempat yang sekarang jadi mainstream tersebut.
"Mau turun di Azuma atau Senta?" tanyaku pada bocah.
"Azuma aja Bunda, mau lihat roket," jawabnya.
Okaii, dah.
Ndilalah, kok ya bocah autotidur begitu bus melaju. Lelaapp bangett, berkali-kali kubangungin enggak ngefek. Tetap saja dia pulas.
Karena kondisi bus lumayan ramai, jadi aku enggak turun di Azuma, melainkan langsung Tsukuba Senta. Sekalian gitu.
Sampai bus berhenti, bocah masih tidur. Seolah mau ngerjain emaknya ni bocah. Ya udahlah ya akhirnya kugendong sambil sedikit mengomel, "Tadi aja disuruh tidur dulu enggak mau katanya minta jalan, sekarang di jalann tidur," begitu gerutuku sambil gendong sembari naik eskalator.
Sampai di Tsukuba Senta bagian atas, tiba-tiba ada mbak-mbak cantik nyamper. Kupikir kenapa sampai kemudian kusadar saat dia nanya, "Are you okay? Do you need a help?"
Wow.... Aku yang kek... ehm.... :)
"I am okay, thank you so much," jawabku ke mbak-mbak cantik tsb.
Sungguh, kuterharu. :)
Jujur, selama hampir lima bulan di sini, aku sering mendapatkan kebaikan atau perhatian kecil dari orang yang enggak kukenal.
Mungkin, postinganku ini juga sekaligus menjawab pertanyaan beberapa teman mengenai kondisiku sebagai minoritas. Sejauh ini baik-baik aja, aman-aman aja, dan enak-enak aja. Tiap orang mungkin punya pengalaman berbeda, ya. Kalau pengalamanku ya seperti ini adanya.
Ada banyak hal sepele yang kuterima yang membuatku terharu selama di sini. Bisa jadi karena dasarnya aku orang yang sentimentil meskipun penampakan cool. Bisa jadi juga karena aku dah cinta buta sama negaranya Takeshi Kanechiro (maaf kalau artisnya jadul) jadi ya yang nampak di mata yang indah-indah aja. Atau, karena aku baru lima bulan di sini. Ibarat orang jatuh cinta, waktu segitu mah emang lagi seneng-senengnya. Ada banyak faktor memang, terserah saja yang baca mau berpersepsi seperti apa. Yang jelas, aku hanya sekadar menuliskan yang aku alami. Tidak lebih.
Kembali lagi ke masalah tadi
Ya, sejak di sini, aku sering mendapatkan hal-hal yang membuatku tersentuh. Misal beberapa waktu yang lalu ketika kubelanja di York town dengan bocah, pas rieweh tiba-tiba ada bapak-bapak menawarkan bantuan. Sebelumnya lagi, di tempat yang sama... nenek-nenek.
Ada lagi, seorang supir bus tiba-tiba ngasih cokelat pas aku turun, "For your son!"
Pas aku belanja di daerah Amakubo, pulangnya dapat minuman gratisan, "For your son!" Rezeki anak saleh bangett.
Pas wajahku kelihatan bingung ketika berada di suatu tempat, tiba-tiba ada yang nyamperin dan menawarkan bantuan.
Pernah suatu ketika kugendong Taka sambil gelantungan di kereta karena posisi saat itu emang penuh, tiba-tiba ada yang nepuk pundakku dari belakang. Pas kutoleh ternyata Lee Min Ho bapak-bapak paruh baya ngasih tempat duduknya. Seolah, aku dan Taka mengingatkan beliau sama anak dan cucunya.
Sebenarnya, di setiap tempat merantau sih aku juga sering mendapatkan hal-hal ajaib seperti ini. Yaa secara orang baik tuh di mana-mana ada, enggak pilih-pilih tempat.
Tapi, kita pasti akan lebih merasa wow ketika mendapat kebaikan di tempat atau lokasi yang udah dicap sebagian atau mayoritas orang bahwa di sana cuek-cuek atau bodo amat atau enggak peduli. Apalagi, dengan penampakan kita yang berbeda.
Entah, hal menyentuh apalagi yang akan kulihat besok. :)