5 Tips Menulis Buku yang Temanya Mainstream
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - July 06, 2019
Saat ini, saya sedang menyelesaikan proyek buku bertajuk PERJUANGAN HAMIL. Sebenarnya, ide ini sudah ada sejak 2017, sejak hamil tua tepatnya. Namun, saya urung mengeksekusinya lantaran suami meminta saya untuk fokus dengan kehamilan, lebih santai, dan mengurangi kegiatan menulis kecuali yang ringan-ringan. 😁
Setelah sempat tertunda dua tahun, proyek itu pun kini bisa saya mulai lagi untuk segera saya selesaikan.
Jujur, tema yang saya garap sekarang ini bisa dibilang sudah lumayan menjamur. Meski, ini bukan pertama kalinya saya menggarap tema yang sudah banyak "pemakainya" dan terbilang sukses di pasaran alias terserap pembaca.
Kalian sendiri bagaimana? Adakah yang berniat menulis buku dengan tema yang sudah sangat mainstream? Atau, sebaliknya. Urung menulis buku hanya karena sudah banyak yang membahasnya.
Sebenarnya kalau menurut saya pribadi, menulis buku yang temanya sudah banyak yang pakai itu ada keuntungan tersendiri. Salah satunya, sudah pasti diterima pembaca. Apalagi, jika temanya berhubungan dengan masalah hati dan perasaan alias masalah sensitif banget.
Yaa, walau di sisi lain pasti ada juga sisi negatif atau mungkin lebih tepat dibilang tantangan yang harus kita waspadai:
1. Tulisan kita berpotensi sama dengan yang lain yang sudah lebih dulu muncul
2. Pembaca bisa saja malas membaca karya kita karena dianggap sama aja dengan yang lain
3. Sudut pandang yang kita gunakan setipe dengan buku-buku yang lebih dulu muncul, pembaca tidak mendapatkan pengetahuan baru
4. Berpotensi enggak akan dipilih pembaca jika saingan kita untuk buku tema serupa adalah sosok yang lebih populer, misal artis.
Terus, bagaimana? Apa enggak usah nulis buku aja, ya. Pundung, dong. Jangan, ah.
Kalau saya sendiri lebih memilih tetap menulis sambil mempraktikkan LIMA prinsip ini:
1. Tetapkan niat kuat dalam hati kenapa HARUS menulis buku dengan tema ini. Kalau niat hanya sekadar ikut-ikutan ha memang kurang kuat. Carilah niat yang benar-benar kita banget yang membuat kita akan segera kembali ketika sempat menyerah dan terdistraksi.
2. MEMBACA buku tema serupa. Selain sebagai salah satu referensi, membaca buku tema serupa juga sebagai jalan kita untuk mencari mana yang kurang yang bisa kita tulis. Tidak ada buku yang sempurna menyediakan semuaa informasi atau cerita yang diinginkan pembaca. Semua pasti ada celahnya. Celah itulah yang bisa kita manfaatlan untuk berkarya dengan angle yang berbeda.
3. OUTLINE adalah sebuah keniscayaan. Maka hukumnya wajib kalau ingin mendapatkan kualitas naskah yang bagus juga.
4. Meng-update berita terbaru yang berhubungan dengan tema yang kita pilih.
5. Mulai menulis
Bagaimana? Sederhana, ya. Kalau pengalaman kalian sendiri? Yuk, cerita.
1 comments
Yang paling penting memang mulai menulis...hahahaha
ReplyDeleteMakasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)