Menyambangi Perpustakaan Nasional setelah 7 Tahun Berlalu, Seperti Ini Kondisinya Sekarang
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - May 12, 2019
The only thing that you absolutely have to know is the location of the library. (Albert Einstein)
Tidak sulit menjangkau perpustakaan nasional atau yang biasa disebut perpusnas ini. Dari penginapan kami, hanya butuh sekitar 5 - 10 menit saja berjalan kaki.
Memang, tempat yang selalu ingin saya sambangi di setiap kota yang saya kunjungi/datangi adalah PERPUSTAKAAN. Ketika tinggal di Balikpapan misalnya, saya cukup sering bertandang ke perpustakaan daerahnya. Bahkan, perpustakaan di kantor suami pun enggak luput dari jangkauan. Pun perpustakaan di tempat-tempat lain, termasuk juga perpustakaan di kampung halaman, Malang.
Mereka seolah memiliki daya tarik tersendiri yang membuat saya selalu ingin datang. Bisa jadi karena suasana perpustakaan yang begitu tenang. Atau, bisa juga karena pengunjung sibuk dengan pikirannya masing-masing yang mungkin berseberangan dengan yang lain padahal duduk bersebelahan.
Kalau kalian bagaimana?
2009 - 2012 ketika saya masih tinggal di Bekasi coret Cikarang Pusat, perpustakaan nasional pun enggak luput dari incaran. Apalagi ini perpustakaan nasional Republik Indonesia. Pastilah menyimpan banyak hal bersejarah yang menarik untuk dipelajari.
Itu sebabnya, kesempatan menyambangi lagi perpusnas yang sudah memiliki "wajah baru" saat untuk kesekian kalinya ada urusan di ibu kota enggak saya sia-siakan. Bersyukur, saya menginap di tempat yang sangat dekat dengan perpusnas sehingga enggak perlu naik kendaraan umum. Cukup berjalan kaki, sampai.
Buat saya, ini merupakan kunjungan yang pertama sejak 7 tahun meninggalkan ibu kota coret Bekasi coret Cikarang. Cukup lama, ya.
Lalu, seperti apa wajah baru perpusnas menurut saya?
Dari trotoar sudah terlihat jelas tingginya gedung perpusnas yang baru di Jalan Merdeka ini. Sungguh jauh berbeda dengan gedung lama yang kala itu kerap saya sambangi di Salemba Raya.
Gedung perpusnas dilihat dari trotoar, dokpri |
Halaman depan, dokpri |
Pintu masuk perpusnas, dokpri |
Alat komunikasi masa itu, dokpri |
Video pembelajaran, dokpri |
Sepeda pustaka, dokpri |
Perpustakaan kuno, dokpri |
Adapun penjelasan 24 lantai di perpusnas tersebut adalah sebagai berikut:
- Lobi
- Layanan keanggotaan
- Promosi
- Pameran dan kantin
- Perkantoran
- Mushola
- Saya menamainya lantai khusus untuk anak karena memang fokusnya ke mereka, selain juga untuk difabel
- Audiovisual
- Naskah nusantara
- Penyimpanan koleksi monograf tertutup
- Penyimpanan koleksi monograf tertutup
- Ruang baca koleksi monograf tertutup
- Ruang baca koleksi monograf tertutup
- Layanan koleksi buku langka
- Layanan referensi dan koleksi online, beberapa buku saya ada di sini hehehe
- Foto, peta, dan lukisan
- Kantor Akademi
- Kantor Akademi
- Multimedia
- Koleksi berkala mutakhir mancanegara
- Koleksi monograf terbuka
- Koleksi monograf terbuka
- Koleksi majalah terjilid
- Budaya nusantara
Semua informasi di atas bisa kita dapatkan di lobi.Di setiap lantai pun ada keterangannya masing-masing isinya apa saja.
Saya sendiri baru sempat melihat lantai 1, 2, 3, 4, dan 7. Selama puasa ini, perpusnas memang enggak buka sampai sore. Jam dua atau setengah tiga sudah tutup.
Dan sebagai ibu yang memiliki batita aktif, lantai 7 adalah lantai favorit. Di sini, anak-anak enggak bakal bosan karena banyak mainan. Yaa, selain juga buku, tentunya.
Ruangannya sangat bersih dan luas, dokpri |
Taka begitu antusias, dokpri |
Koleksi bukunya bagus-bagus, dokpri |
Mengajak anak mencintai buku cikal bakal nanti ia suka baca, dokpri |
Informasi situs edukatif yang bermanfaat, dokpri |
Taka termasuk pengunjung pertama di sini, dokpri |
Meski belum menyambangi semua lantai, tapi rasa penasaran saya selama ini mengenai wajah baru perpusnas terbayar sudah. Semoga kunjungan selanjutnya bisa mengeksplorasi semua lantai bahkan dari pojok ke pojok dan dari ujung ke ujung.
#30HariMemetikHikmah
#TantanganMenulisIPMalang
#RumbelMenulisIPMalang
#IbuProfesionalMalang
#HariKe-6
4 comments
wahhh ternyata ada ruang batita, dulu mikir keras gimanaa yah caranya mau ke perpus nasional belum pernah, tapi sekarang ada anak balita takutnya enggak anteng, liat suasana perpus bagian balita jadi pede nih mau kesana sekian lama cuma niat doang hahaha
ReplyDeleteIyess sist
DeleteKondusif bgtss
Sayang kalau puasa bukanya sbentar bgtt
Keren ya perpusnas. Sama sepertu mbak, saya sempatkan mampir ke sini pas mudik. Bikin betah. Habis nyaman banget sih.
ReplyDeleteIyess mbaa
DeleteWah enak dunkk
Embak aseli mudikny ke jakarta yaa
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)