Perjalanan Bertemu dengan yang Dicinta
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - January 25, 2019
Pagi yang cerah, tapi aku sedih. Sudah beberapa hari ini, aku berpisah dengan Ayah Bundaku. Mereka pasti khawatir.
Biasanya kami selalu bersama. Setiap hari, kami bertemu. Bila pun berpisah, biasanya cuma sebentar. Tapi kali ini, entah sudah berapa hari. Aku sedih.
Banyak orang berlalu lalang, tapi mereka semua tak peduli. Kalau pun memperhatikan, paling hanya sebentar. Itu pun dengan pandangan enggak suka. Iya, menurutku begitu. Entahlah, mungkin aku yang teralu sensitif karena berpisah lama dengan Ayah Bunda.
Aku harus bagaimana?
Minta tolong ke mereka? Sudah kucoba. Tapi, mereka cuek dengan teriakanku.
Menangis? Air mataku sampai enggak bersisa.
Berdoa? Ini sudah pasti.
Aku tidak mau menyerah. Bunda bilang, kita enggak boleh mudah putus asa. Ayah menasihati, kita harus berusaha sekuat tenaga. Tapi, sampai kapan? Lama-lama, aku lelah juga.
**
Entah ini sudah hari keberapa. Baru kusadari, ternyata yang berpisah dengan ayah bundanya enggak cuma aku. Ada banyakk. Setiap hari selalu bertambah. Lagi dan lagi.
Apa kami diculik? Ah, sepertinya tidak. Buktinya, sampai sekarang semua cuek.
Apa kami kabur saja, ya? Ah, tapi aku malu mau mengajak. Kami tak saling mengenal. Kami sibuk sendiri-sendiri. Dan sepertinya, mereka semua juga sama sepertiku, enggak bisa ke mana-mana. Padahal, kami tidak diikat.
Kalian pasti bingung, ya. Aku pun.
**
Mungkin, sudah bukan hari lagi, tapi bulan. Ah, entah. Yang jelas, sudah sangat lama aku berada di sini.
Tidak ada yang menyuruhku tinggal. Tidak ada pula yang menyuruhku pergi. Ya, benar. Tidak ada yang peduli. Lebih menyakitkan, bukan.
Sudahlah, aku menyerah saja. Mungkin, aku dan mereka yang ada di sini memang ditakdirkan tidak bisa bertemu dengan ayah bunda lagi.
**
Apa ini. Tiba-tiba ada yang membawaku pergi. Aku terjaga dari tidurku saat mereka membawa kami pergi.
Harapan itu selalu ada saat kita hampir menyerah karena lelah berusaha tak tahu harus bagaimana lagi. Mungkin, benar.
Horee, aku mau ketemu ayah bunda. Semoga mereka tidak marah.
Mungkin, kalian bertanya kenapa ayah bunda tidak mencariku. Setidaknya, lapor polisi.
Teman, jangan berpikir negatif dulu. Ayah bunda sama sepertiku. Mereka juga tidak bisa ke mana-mana jika tidak ada kendaraan. Jangan bilang kami manja. Karena, kami hanyalah butiran debu. Jika tidak disapu atau terbawa angin, kami tidak akan pernah bisa ke mana-mana, kan.
Dan hari ini, aku bersyukur karena ada yang berbaik hati menyapuku. Ya, meski wajahnya manyun. Seperti, tidak suka membawaku dan teman-teman pergi. Padahal, setelah kami pergi, si penyapu jadi girang, senang. Mungkin, karena enggak ada aku dan teman-teman lagi di sana. Ah, betapa banyak yang menginginkan sesuatu, tapi enggak mau berusaha.
Sudahlah. Aku malas memikirkannya. Lebih baik, aku bersyukur akhirnya aku bisa bertemu dengan ayah bunda.
(Tulisan ini terinspirasi ketika ngajarin bocil beresin mainan. Bocil rajin beresin karena ia ingin mainannya berkumpul dengan keluarganya. Seperti, dia yang bersama ayah bundanya. Kalau berserakan, mainannya sedih karena terpisah dengan keluarga. Xixixi)
26 comments
Oh aku pikir cerita fiksi, dan menunggu cerita akhirnya, eh iya sih fiksi ya, tapi hasil dari dari mengkhayal agar anak mau beresin mainannya ternyata haha
ReplyDeleteOalaahh, kirain tokohnya orang lho Mbak, ternyata butiran debu, heheh.
ReplyDeleteAnaknya pintar deh Mbak, dia udah tahu ya klo keluarga itu bersatu :)
Dari awal ku baca cerita ini, ku menebak nebak siapa kamu, tetapi aku salah jawab hahaha ternyata kamu adalah kesukaan anak ku
ReplyDeleteAku tertipu hehehe...
ReplyDeleteRupanya debu toh? Keren euy ....
Wuih ceritanya sangat tidak bisa diduga hehehe sudh mulai-mulai baper eh ternyata mainan. Keren Keren
ReplyDeleteOoh...jadi ini cerita tentang mainan2 yg tak dikembalikan ke tempat semula y mbak? Hehe.. sukses membuatku menebak-nebak...dan salah! ☺️
ReplyDeleteAku malah menebaknya ini mungkin dedaunan yang jatuh dari pohon dan hilang tertiup angin tetapi lalu muncul karena diangkut sang penyapu jalanan.
ReplyDeleteWah tulisannya bagus, Mbak! Banyak yang lalu berspekulasi dengan khayalannya masing-masing.
Penuh teka teki saya nebak2 awalnya berpikir ank2 yg sudah diambil nyawa olehmalaikat hahaa..eh ternyata. Debubapa mainan sih hehe..
ReplyDeleteTernyata mainan yang nggak dibereskan ya, kirain anak kucing diculik, hahahahaa...
ReplyDeleteNgajarin anak-anak agar mau membereskan mainan kadang dengan bercerita ya, agar pesannya masuk ke pikiran mereka
Awal membaca terjebak dengan tokoh apa yang dimaksud, seru-seru mba menarik banget
ReplyDeleteBacanya sambil meraba-raba, aku nya ini siapa dan sebagai apa ya? Menerka-nerka, dan ternyataaaaa...
ReplyDeleteihh kecee bundanya, ada inspirasi dari kegiatan anak-anak hehehe, aku sampe mengira-ngira apa endingnya.. hehehe
ReplyDeleteTernyata kisah tentang debu hehehe. Keren nih cara berceritanya :)
ReplyDeleteKeceee...
ReplyDeleteAku tadinya nebak...Ini TKI apa yaa?
Huuhuu...afwan.
Hehe aku pikir kisahnya beneran jd baca ulang tp pas paragraph terakhir ... Kadang ide muncukl bisa d mana aja y mba
ReplyDeleteAku kira orang, gak tahunya debu ya hehehe. Aku bayangin kalau dibuat ilustrasinya cantik nih mba
ReplyDeleteAwal2 baca aku udah berkhayal dengan segala imajinasi ini cerita tentang apa. Oww... ternyata terinspirasi dari si bocah yaaaa :)) Good job mba.
ReplyDeleteImajinasi sampean joz mbak. Aku kadang begitu pengen nulisin dari kisah celotehan anak. Tp ga bisa nulisnya
ReplyDeleteAku nunggu endingya nih apa bisa ketemu ayah bunda lagi :) ternyata cara lain buat untuk mengajarkan anak ya :) keren deh
ReplyDeleteAwalnya tebak-tebak mbak eh ternyata tebakanku salah :D
ReplyDeleteaaaah kisanya menghanyutkan mba..aku nebak-nebak tadi dari awal..
ReplyDeleteKeren deh mba, dari mengamati keseharian anak aja bisa jadi cerpen he he. Klo akumah nggak ada yang tiba2 muncul inspirasi hihi
ReplyDeleteKeren. Bisaan deh bikin cerita yang bikin bertanya-tanya. Aku sedari awal baca jadi mikir siapa kamu. Oalah ternyata... :)))
ReplyDeleteKreatif mbak cara ngajarin anaknya beresin mainan kyk gtu :D Ntr kutiru ah :D
ReplyDeleteJd anak selain belajar beres2 jg secara gak langsung belajar berempati gtu ya hehe :D
Mba Miyoooooo hahahah gemas, nggak nebak ih jadi begini cara mengajarin yang seru hahaha bisa ditiru ya ini. Agar anak peka ya Mba
ReplyDeleteHahahaha kreatif nih mbak miyooo. Aku mau niru ah kalo ngadepin anak-anak susah diminta beresin mainan meski orang dewasa di sampingnya bantuin. Kudu dibikin permainan seru/bentuk dongeng gini kali ya biar menarik :D
ReplyDeleteMakasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)