Apa yang teman-teman pikirkan ketika ditanya hari libur ngapain aja? Jangan-jangan, yang ada dalam benak kita sama.

Kalau saya kok otomatis merespon, "Emang ibu rumah tangga punya hari libur, ya?"
Serius, ini bukan nyinyir. Tapi, sesuatu yang sifatnya spontan.

Ketika seorang wanita tanda tangan di surat nikah kemudian punya anak, di saat itulah tidak ada lagi yang namanya hari libur untuk selamanya. Ya, kecuali ajal menjemput.

(Langsung yang masih jomlo pada jiper. Makanya, makan tuhh baper lihat teman nikah atau dapat undangan nikah atau lihat di instagram orang yang baru nikah pada romantis. Xixixi. Dunia ini penuh warna, Nak. Jangan mudah tersihir. Nenek-nenek giginya tinggal dua mode on.)

Kalau masih belum punya anak apalagi suaminya sering dinas, iya bangetlah setiap hari berasa hari libur alias enggak punya tanggung jawab sama sekali selain ke diri sendiri. Tapi beda urusan ketika sudah punya anak, apalagi anaknya "dipegang" sendiri. Urusan hari libur yang kelihatannya sepele pun bisa enggak nemu kalau enggak pandai-pandai "mencuri" waktu.

Tapi, serius, deh, semuanya sepadan kok dengan yang didapat, yakni kebahagiaan sejati yang dari hati. Mungkin memang susah untuk dijelaskan karena yang namanya kebahagiaan sejatinya hanya yang benar-benar yang ngalamin yang bisa ngerasain. Jadi enggak usah ditanya kenapa meskipun terlihat berat, seorang wanita "mau-maunya" ngurus keluarga, mbok ya ngurusin diri sendiri aja sesuka hati memuaskan ego sendiri. Karena jawabannya memang susah dijelaskan ala ilmu pasti, rasakan sendiri baru mengerti. Begitulah.

Jangan salah, sebelum ini, saya pernah lhoh ada di masa bebas ngapain aja sesuka guwee. Saat itu, kami masih belum punya anak. Suami lumayan sering dinas. Saya sendirian di rumah. Terlepas dari rasa bebas mau ngapain aja (nulis seharian, baca seharian, nyalon sama Mbak Diana, dll), jujur aja ada rasa gimana saat melihat tetangga depan rumah lagi bercanda sama anak-anaknya. Sesekali, anaknya diomelin. Hangat sekali suasananya. Saya, memandang dari jauh sambil makan makanan yang saya pesan lewat go food SENDIRIAN, tinggal di kampung orang pula. Yang pernah ngerasain ini bakal ngerti. ☺

Emang kan semuanya itu sawang-sinawang. 😁

Jadi, kalau ibu rumah tangga seperti saya ditanya HARI LIBUR NGAPAIN, inilah 3 faktanya.


1. Anak tidur adalah me time dan me time ibarat hari libur.
Di saat itu, ibu rumah tangga bisa ngapain aja. Beberes rumah atau membaca atau ngerjain kerjaan dia sendiri kalau misal dia ini bekerja dari rumah. Saya begitu. Enggak tahu juga kalau anak saya nanti sudah lebih besar. Namun saat ini, dia masih berusia 19 bulan. Lagi aktif-aktifnya dan masa-masa posesif sama emaknya, kalau kata orang

2. Quality time sama anak dan suami ke tempat yang agak jauh, enggak cuma ke sekitaran Batu - Malang.
Surabaya seminggu, 2017. Yogyakarta seminggu, 2018. Jakarta 2 minggu, 2018. Jakarta lagi 1 minggu, 2018. Dan besok, Surabaya seminggu. Ini lumayan banget buat sarana quality time. Anak saya pun sangat dekat dengan ayahnya. Untuk beberapa hal, misal mandi, si bocil malah lebih suka dimandiin ayahnya daripada saya.

3. Ngobrol sama teman/saudara atau melakukan kegiatan olahraga.


Adakah yang sama dengan saya? Setelah baca sedikit cerita saya, percaya nggak kalau ibu rumah tangga emang enggak punya hari libur, kecuali dia menetapkannya sendiri? Enggak usah dikasihani, Gaess. Doakan aja ya biar masuk surga. Aamiin. Makasih lhoh, yaa. 😊