Galau karena Jurusanmu Enggak Nyambung dengan Profesimu saat Ini? 9 Poin Penting Ini Bisa Membuatmu Semangat Lagi!
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - October 13, 2018
Teman-Teman, apakah ada yang antara profesi saat ini dengan jurusan saat kuliah enggak sinkron? Saya rasa, di luaran sana sangat banyak ya "kasus" semacam ini. Kuliahnya jurusan apa, kerja atau profesinya apa. Apalagi bila ditilik lebih jauh lagi. Cukup banyak yang antara masa lalu dan masa depannya seolah enggak nyambung. Misal SMA jurusan IPA, kuliahnya Akuntansi (IPS), dan ternyata profesiny berhubungan dengan dunia literasi (Bahasa). Xixixi. Lengkap sudah, ya. Dari IPA ke IPS kemudian Bahasa.
Adakah Teman-Teman di sini yang pernah merasa bersalah karena kok kayaknya enggak bisa mengaplikasikan ilmu saat sekolah/kuliah, ya. Yaa... kalii superidealis bangett, gituu. Atauu, pernah terbersit perasaan semacam "Jadi dulu itu belajar tiap hari jadi siswa/mahasiswa berprestasi sia-sia dong kalau sekarang 'cuma' jadi...."
Ehm... pernah gitu nggak, sih? Mengakulah. LOL.
Ehm... pernah gitu nggak, sih? Mengakulah. LOL.
Normal sebenarnya, namanya manusia. Asal enggak lama-lama. Nanti kasihan aja kesempatan emas lain di depan mata jadi terlewat hanya gara-gara belum move on. :)
Dalam praktiknya, tidak dapat dimungkiri jika memang karena suatu hal, seseorang jadi mengambil jalur yang berbeda antara kuliah dengan kerja atau profesi yang ditekuni saat ini.
Misal dulunya jurusan akuntansi yang harusnya jadi akuntan alias auditor, ehh... lha kok sekarang malah jadi editor. Atauu, dulunya jurusan kedokteran gigi, ehh... sekarang ngolshop. Masih banyak lagi contoh lainnya yang bisa dengan mudah kita temukan di sekitar.
Lalu, gimana jungkir baliknya kerja atau berprofesi yang enggak sesuai dengan jurusan?
Beberapa poin di bawah ini semoga bisa jadi penyemangatt di saat ngerasaa "kok gini, yess"
1. Kuliah enggak nyambung sama profesi saat ini??
Justru bersyukur karena bisa belajar banyak ilmu yang artinya bisa melihat sesuatu dari berbagai macam sudut pandang. Seorang lulusan akuntansi yang jadi penulis misalnya, dia bisa menilai kenaikan BBM dari sudut pandang penulis/jurnalis dan sudut pandang orang ekonomi murni.
2. Merasa rugi waktu???
Pernah ngerasa rugi waktu? Harusny dulu langsung aja ngambil jurusan psikologi toh sekarang banyak nulis tentang psikologi populer. Pernah merasa gitu? Terus mau kuliah lagi jurusan psikologi semacam udah hopeless dan maless lamanya. Xixixi. Wajar sih kalau pernah mikir gitu. Tapi biar gimana harus teteup positif. Kalau dulu enggak ngambil jurusan akuntansi dan ngerasain lingkungannya yang mungkin rata-rata orang-orangny mungkin kaku-kaku dan kurang bisa berkomunikasi, mungkin saat ini enggak bisaa bikin tulisan-tulisan berbau psikologi populer yang benar-benar dari hati karena enggak ngerasain sendiri betapa pentingnya ilmu psikologi untuk memahami manusia.
3. Pada dasarnya sekolah dan kuliah enggak semata-mata cari ilmu dan cari nilai apalagi jodoh heheh, tapi poin pentingny adalah untuk membentuk kebiasaan baik. Kebiasaan bertanggung jawab akan tugas yang diberikan, kebiasaan untuk selalu belajar, kebiasaan untuk disiplin waktu, dll. Dan, itu semua akan sangat berguna ketika enggak kuliah lagi. Diharapkan kebiasaan baik tsb masih nempel terusss seperti perangko. Jadii kalau toh kerjaan atau profesi sekarang enggak nyambung sama jurusan saat sekolah atau kuliah, tapi kebiasaan baikny teteupp terpatrii di hati, yess.
4. Sesungguhnya kita bisa mengombinasikan jurusan ilmu kita saat kuliah dengan hobi. Misal:
a. Lulusan akuntansi yg hobi olshop =》bukannya bagus karena mengaplikasikan mata kuliah akuntansi biaya pada perusahaan dagang, jadi enggak gampang diakali karena udah tahu ilmunya
b. Lulusan akuntansi yanh hobi nulis =》bisa menjadi finance blogger, penulis buku akuntansi, editor buku akuntansi, penerjemah buku akuntansi
c. Lulusan kedokteran yang suka nulis =》bisa jadi blogger di bidang kesehatan
5. Mengaplikasikan ilmu dengan cara enggak langsung, misal jadi pengajar online entah itu lewat kulwap atau aplikasi (lulusan akuntansi ngajarin laporan keuangan untuk UKM atau lulusan bahasa Jepang ngajarin emak-emak bahasa Jepang biar kalau nonton dorama enggak usah pakai subtitle)
6. Cepat tepis galau ketika teman sejurusan sudah melesat bak meteor di bidangny
Misal: Si lulusan kedokteran yang jadi penulis galau ketika temannya sesama jurusan kedokteran udah jadi dokter spesialis dan dapat penghargaan. Dia berpikir coba kalau dia enggak ngurusin keluarga, mungkin udah jadi dokter seperti temannya secara pas kuliah mereka sama-sama cerdas. Nahh, kalau udah mulai ada pikiran semacam ini STOP segera. Hibur diri dengan kalimat semisal "Iya ya, dia pun bisa jadi seperti sekarang tentu enggak mudah, harus mengorbankan waktu bersama keluarga, dll. Aku bersyukur harusny karena bisa berkarya tanpa harus ninggalin keluarga. Kalau toh temanku itu terlihat lebih bersinar itu wajar. Apa yang dia dapatkan sesuai dengan apa yang ia korbankan. Aku pun bisa bersinar dengan caraku. Bisa bermanfaat dengan caraku,"
7. Yakin tidak ada ilmu yang sia-sia. Semua yang dipelajari pasti berguna. Jika tidak sekarang, mungkin nanti. :)
8. Edisi nasi sudah menjadi bubur
Jangan negatif dulu, sih. Heheh. Maksudnya, pengalaman ketidaknyambungan antara jurusan dan profesi itu mungkin bisa jadi bekal untuk membina anak/ponakan/generasi muda. Misal jika generasi sebelumnya tidak sedikit yang memilih jurusan hanya karena termotivasi biar cepat dapat kerja sehingga dipilihlah jurusan yang memang berprospek saat itu walau sebenarny enggak suka-suka amat, maka generasi selanjutny bisa lebih diarahkan lagi harus gimana. :)
9. Jangan pernah merasa sendiri karena ada banyak tokoh yang antara jurusan sama profesiny saat ini enggak nyambung
Misal:
Tere Liye, lulusan Akuntansi UI yang jadi penulis novel. Tapi di beberapa novelny, dia menjelaskan teori-teori ekonomi dengam bahasa renyah yang bisa dicerna.
Dian Sastro, antara S1 S2 dan profesinya saat ini jelas-jelas beda jurusan dan bidang.
Nicolas Saputra, lulusan teknik UI yang menjadi aktor.
Yang jadi pacarny Thor (maaf lupa namany xixixi, males gugling, pokoknya yang jadi istrinya Anakin Skywalker juga), profesiny apaa jurusannya apa... enggak nyambung banget. Konon, dia lulusan cumlaude
Masih sangat banyak lagi. Silakan cari sendiri, ya.
Nahh, jadi gimana? Sah-sah aja kok aslinya. Setiap manusia punya jalan hidup masing-masing. Jadi bermanfaat dan berguna enggak harus seragam. Lakukan apa yang bisa dilakukan jauh lebih penting daripada ngeluh mulu.
Nahh, jadi gimana? Sah-sah aja kok aslinya. Setiap manusia punya jalan hidup masing-masing. Jadi bermanfaat dan berguna enggak harus seragam. Lakukan apa yang bisa dilakukan jauh lebih penting daripada ngeluh mulu.
Semoga bermanfaat, ya. Semangat selalu!!
(Tulisan ini saya sampaikan juga sebagai materi dalam sesi sharing di mom's institute)
(Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community)
(Tulisan ini saya sampaikan juga sebagai materi dalam sesi sharing di mom's institute)
(Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community)
39 comments
Alhamdulillah jurusan dan kerjaanku nyambung, mbak
ReplyDeleteBersyukurlah kepada Allah, Dek xixixi
DeleteIntinya, bersyukur. Terima kasih ulasannya.
ReplyDeleteAku termasuk yang jurusan sama kerjaan nggak nyambung. Tapi jurusanku semasa kuliah, sangat mendukung pekerjaan utamaku saat ini.
Alhamdulillah pernah ambil jurusan manajemen dulu.
Alhamdulillah
DeleteIya mb
Jurusan yg pernah kita ambil bisa jadi penunjang bangett
Iyaa sih bener juga. Alhamdulillah selama dulu saya kerja kantoran sesuain sama apa yg saya kuliahin. Tapi bedanya saya merasa jurusan saat kuliah wkwk. Puyeng euy kuliah IT, sampai hari ini enggak nyangka bisa lulus wkwk. Alhamdulillah. Tapi emang bener semua tulisannya mba. Makasih ya sharingnya ❤️
ReplyDeletewuihh, sampai sekarang saya masih mumet dah mbak kalau belajar coding
Deletesalut buat temen2 yg dulu jurusan IT
pernah banget ngerasain hal itu, tapi ternyata jalan yang Allah kasih tu emang gak akan salah, sedikit2 ilmu nya bisa saya bagikan ke temen2 yang lain..
ReplyDeletemakasih tulisannya ya mba, bener saya akhirnya merasa gak sendirian, dan mendapat pencerahan juga ^^
very good post!
iya bener mbaaa
Deletegak ada yang sia2 in syaa Allah
aamiin
di perusahaan tempat saya bekerja dulu, banyak sekali yang pekerjaannya tidak sesuai dengan background. tapi menurut saya kuliah itu mengajarkan kita untuk memiliki wawasan luas, berpikir dna menganalisa suatu masalah. Jadi tetep bisa bekerja di mana saja. sayangnya banyak yang memang hanya memberikan kesempatan kerja sesuai dengan background pendidikannya. Bisa jadi memang harus begitu sih untuk pekerjaan tertentu.
ReplyDeleteiya, mbak
Deletedokter misalnya, ya
hehe
aduh gue banget ini. lulusan bahasa inggris cuma jadi ibu rumah tangga wkwkwk
ReplyDeletesempet sih ngajar paud dan gak sesuai dengan jurusan. walaupun nggak nyambung tapi tetap cinta bahasa inggris karena emang udah seneng dari jaman sekolah. makasih sharingnya mbak :)
aku dulu juga pernah ngajar paud sama tk lhoh mbaa, wkkk
Deletealhamdulillah sangat bermanfaat saat punya anak
seru y mbaa
Kuliah mengajarkan kita untuk berfikir terstruktur...nah pola pikir inilah yang kita aplikasikan ke berbagai bidang pekerjaan #menghibur diri edisi kuliah dan kerja gak nyambung heu
ReplyDeleteasikkk
Deletemakin terhibur deh saya
wkkk
makasih mba
nice post mbak...
ReplyDeletemakasih mbaa
DeleteSaya nggak galau sih kalau dari elektro terus nulis. Tapi yang galau mamak eike. Wkwkwk..
ReplyDeleteMakasi ya mbak sharingnya. Banyak setujunya sih. It's okay beda dengan yang dulu dijalani.
sama mbaa
Deletewkkk
yg bikin saya sempet galau y karena emak galau
edisi anak baik wkkk
tapi emak mayan lega setelah anaknya nulis buku2 akuntansi
anak bahagia
semangat nulis teruss mbaaa
sama mbaa
Deletewkkk
yg bikin saya sempet galau y karena emak galau
edisi anak baik wkkk
tapi emak mayan lega setelah anaknya nulis buku2 akuntansi
anak bahagia
semangat nulis teruss mbaaa
Dimana pun peran kita saat ini, bersyukur-bersyukur insya Allah akan kasih tambah nikmatnya,,, saya sudah alami ini...Alahmdulillah
ReplyDeletema syaa Allah
Deletemakasih tambahannya mbak
semoga kita bisa terus bersyukur y mba
aamiin
Saya juga kuliah kesehatan tapi sekarang lebih nyaman di dunia literasi.
ReplyDeletewahhh
Deletesenangnya makin banyak temen yang berlatbel kesehatan nyempplung di dunia literasi
ditunggu tulisan2ny ttg kesehatan y mba
poin 4 kombinasi. Dicatat. Nice tips Mbak ^^ Thanks sharingnya
ReplyDeletealhamdulillah
Deletesama2 mbaa
Kalo saya alhamdulillah sih nyambung jurusan kuliah sama kerjaan ^^
ReplyDeletesenangnyaa
Deleteselamat mbaa
tulisan ini guweee banget! hahaha! SMA ambil IPA, kuliah HI (ilmu sosial), kerja di broadcasting & creative. Temen-temen yang liat ampe puyenggg, padahal saya mah nikmatin aja, xixxiixiii
ReplyDeletewkkk
Deleteseru y mbaa
anak2 ipa pas kuliah or kerja banyak yg nyeberang gitu yes wkk
saya masih sejalan aja sih dari sekolah-kuliah-ampe kerja, yang nggak nyambungnya ya pas ngeblog ini hihihi
ReplyDeleteyeyy
Deleteasikk
alhamdulillah mba
Sejak awal bekerja sampai saat ini belum pernah ada yang sesuai dengan program pendidikan yang saya tempuh. Hehehehe... Tapi dengan keyakinan bahwa saya bisa, alhamdulillah bisa dilalui meskipun banyak sekali yang harus dipelajari selama bekerja
ReplyDeletealhamdulillah
Deleteikut senang mbaa
Apapun yang dilakukan selama itu baik dan bermanfaat, lanjut aja.... meski tidak sesuai dengan jurusan waktu kuliah. So,tak perlu galau. Tetap semangaaat. Hehe...
ReplyDeleteyupss bener benerrr
DeleteDulu sempat pengeen banget kuliah tapi belum ada rezeki. Pas buku-buku terbit banyak yang nanya, dulu kuliahnya apa? Kok bisa nulis buku? Jadi inget dulu mimpi kuliah nggak kesampean. ini mah curcol yaa..haha.
ReplyDeleteMeski begitu pencapaian mbak muyas sekarang nggak main-main nih, kerenn👏
DeleteBener banget mbak, nggak ada ilmu yg sia2, aku dulu ambil jurusan kuliah krna dipilihin sm alm.papaku, pas udh lulus banting setir, ga mau kerja di bidang waktu kuliah hahaa
ReplyDeleteTulisan yang datang di saat yang tepat. Makasih mbak miyo��
ReplyDeleteMakasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)