Agar Enggak Merasa Asing dengan Lingkungan Sendiri, Ini Kegiatan Positif yang Bisa Kamu Lakukan dengan Tetangga
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - October 30, 2018
Salah satu hal yang cukup menentukan nyaman tidaknya seseorang tinggal di suatu tempat adalah TETANGGA. Bisa dibilang, tetangga adalah saudara. Mereka adalah pihak yang pertama kali tahu dan yang paling dekat yang akan membantu ketika ada masalah. Pun sebaliknya. Dan sebagai makhluk sosial, rasanya enggak mungkin juga kan ya kalau seumur hidup kita habiskan dengan mengurung diri di rumah. Mau enggak mau, suka atau enggak, kita pastilah berhubungan dengan orang lain. Salah satunya, tetangga.
Ketika awal menikah dulu, banyak yang menitip pesan seperti ini ke saya, “Ntar awas ya kalau sampai bergosip sama tetangga!” atau. “awas ya kalau belanja ke tukang sayur sambil rumpi,”
Emang, sih, saat saya masih sekolah/kuliah, enggak tahu kenapa... wanita yang sudah menikah kerap diidentikkan dengan ibu-ibu yang suka bergosip dengan tetangga. Entah, apa dasar fitnah yang kejam ini. LOL. Meskipun, belakangan saya tahu, ngobrol ngalor ngidul dengan tetangga adalah salah satu bentuk me time nya seorang wanita. Xixixi. Bukan nggosip, yaa. Kalau ini sih malah nyari masalah. Ruwett, dah.
Bila bertetangga kadang kerap diidentikkan dengan anggapan bergosip atau menjelekkan orang lain, maka pada postingan kali ini saya ingin berbagi tentang beberapa kegiatan yang bisa kita lakukan dengan tetangga selain nggosip horayy. Ada banyak, lhoh.
Apa saja kegiatan positif yang bisa kita lakukan dengan tetangga?
- Ikut kegiatan organisasi di lingkungan sekitar. Saat remaja dulu, saya ikut Remas dan Karang Taruna. Saat sudah menikah, berhubung pindah-pindah, jadi saya enggak terlalu aktif sebagai pengurus. Cuma sebagai anggota biasa saja.
- Mengaji atau kegiatan keagamaan lainnya.
- Arisan. Kegiatan ini memang sering mendapat sorotan negatif. Memang sih, banyak ibu-ibu arisan yang mungkin suka bergosip, tapi sebenarnya itu semua tergantung kita, mau apa enggak diajak nggosip, Oh iya satu lagi, arisan enggak harus berupa uang. Bisa juga arisan ilmu.
- Senam. Di Balikpapan, saya menjadi salah satu ibu yang rajin senam. Mulai dari zumba, belly dance, sampai poco-poco. Mayan banget.
- Nggowes. Saya rajin nggowes dengan tetangga saat masih tinggal di Cikarang Pusat. Seru, lhoh. Kalau di Balikpapan, saya nggowesnya sama suami. Moga-moga nanti bisa sama anak.
- Membuat perkumpulan sesuai hobi, misal kumpulan ibu-ibu suka nulis atau baca.
- Kunjungan wisata.
- Membersihkan selokan bersama atau kegiatan yang berhubungan dengan kebersihan lingkungan.
- Nonton bareng (di rumah masing-masing) di balai RW atau semacamnya.
Ada lagi, nggak? Xixixi.
Gimana? Seru, kan? Sesibuk-sibuknya kita, ada baiknya bila meluangkan waktu untuk bermasyarakat. Yah, gimana-gimana, kita akan merasa lebih nyaman kalau menyatu dengan lingkungan sekitar. Bila dengan tetangga yang jauh (sahabat komunitas) bisa akrab, tentu dengan tetangga depan belakang samping kanan dan kiri harusnya juga bisa lebih akrab lagi atau setidaknya kenal, bukan yang enggak kenal sama sekali padahal satu lingkungan. Deuh.
(Postingan ini diikutsertakan dalam One Day One Post bersama Estrilook Community)