Rahasia 7 Hari Menulis Buku dan 1 Jam Membuat Artikel
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - August 04, 2018
Tulisan saya kali ini pernah tayang juga di ummi-online.
7 Hari Menulis Buku dan 1 Jam Menulis Artikel, Mungkinkah? Dan, jawabannya adalah SANGAT MUNGKIN karena saya sudah mengalami sendiri. Tentu saja, syarat dan ketentuan berlaku
Poin-poin penting yang harus tertanam sebelum praktik adalah:
1. Siapa pun bisa, kecuali yang enggak mau
Bagaimana kalau sibuk banget? Bisaaa. Karena kalau nunggu lowong kesannya profesi penulis itu hanya untuk yang nganggur alias nulis ajaa. Padahal banyak sekali penulis yang menjalani multiple profesi. Ya jadi penulis, ya ngajar, ya aktif organisasi, ya ngurus keluarga, bahkan pekerja kantoran.
Bagaimana caranya?
Untuk BUKU yang rata-rata tebalnya 150 halaman, kita bisa menggunakan cara ini:
- Hari pertama bikin outline matang dan sempurna, bukan sekadar outline
- Hari kedua sampai keenam menulis dimana per harinya 30 halaman, jadi kalau lima hari pas 150 halaman.
- Hari ketujuh editing dan evaluasi
- Bikin kerangka 5 menit
- Nulis 10 – 15 menit
- Selebihnya, editing dan revisi
2. Bekal menulis harus sudah lengkap karena kalau belum ada bekal ya gimana bisa menulis dengan baik.
Bekal yang lengkap itu didapat dari mana? Salah satunya dari banyak membaca. Itu sebabnya, penulis wajib hobi baca dan enggak hanya modus atau dalam artian baru baca kalau mau nulis aja.
Mau nulis atau enggak seharusny membaca seperti halnya makan, harus dilakukan rutin dan jadi kebiasaan.
Selain dari baca, bekal yang lain adalah dari pengalaman dan penguasaan. Kita akan lebih lancar menuliskan peristiwa yang benar-benar kita alami atau sesuatu yang sudah kita kuasai dibandingkan yang belum.
3. Untuk menulis 30 halaman per hari, rata-rata butuh waktu 1 – 2 jam dengan asumsi materi sudah ada di dalam kepala jadi tinggal nuangin aja (lihat kembali poin 1).
Misal 30 halaman 2 jam, it means 1 jam 15 halaman, artinya lagi untuk menulis 1 halaman butuh waktu 4 menit.
Jika hanya butuh waktu gak sampai 5 menit untuk menulis 1 halaman, maka rasanya logis ya alias bisa direalisasikan.
Kita pecah aja nulisnya di sela-sela kesibukan. Bangun tidur nulis berapa halaman, pas istirahat kantor berapa halaman, ba’da ashar berapa halaman, sambil nunggu macet berapa halaman, mau tidur berapa halaman, dst.
4. Gimana misal antara judul dan isi enggak nyambung? That’s why agar tidak melenceng, perlu outline. Outline ini ibarat itinerary bagi backpacker. Tanpa itu, seseorang bisa kehilangan arah dan tujuan. Pun dengan penulis.
5. Menulis artikel online jauhhh lebih mudah daripada artikel di media massa. Itulah salah satu penyebab makin banyaknya hoax. Siapa pun bisa nulis di media online sih. Apalagi sekarang, lowongan jadi penulis konten bejibun. That’s why, kemampuan untuk bisa menulis konten di media online dengan tepat dan akurat serta cepat sangat diperlukan.
So, menulis artikel dalam waktu sejam? Bisa banget. Caranya seperti yang udah ditulis di atas.
6. Praktik
Tidak akan ada artinya jika tidak praktik. Orang lain sifatnya hanya menyemangati. Diri sendirilah yang berperan penting.
Enjoy writing, Sahabat. Make your own stories.
12 comments
Waw keren bun. Sehari nulis 30 halaman 😍. Aduh level saya belum ke sana berarti ya hihihi. Baru belajar menulis sampai 1000 kata
ReplyDeleteSemangat, Bundaaa
DeleteKalau Ines adanya rahasia menulis tugas makalah dari dosen dengan Sistem Kebut Semalam hehe peace Bu Dosen.
ReplyDeletePengin tahu tipsnyaaa
DeleteHehehhe
Penjelasannya runtut banget
ReplyDeleteBikin buku tentang ini dong, Mb
Doakeunnn yaa
DeleteMbaaa inspiratif bgt... Kecantol bgt baca modus huhu
ReplyDeleteAsikkk
DeleteSehalaman aja sehari gak kelar2 lol
ReplyDeleteWkkkk
DeleteCoba latihan dg nulis status atau marahin suami by wa (sesat bgt yg terakhir) wkk
Makasi atas artikelnya, Mbak. Mbak Yosi kwereeennnnn!!! Semoga bisa ngilangin malasnya dulu, nih, Mbak, biar bisa kayak mbak Yosi^^
ReplyDeleteDari whatsApp langsung cuss ke sini, gara-gara saya tiba-tiba pandai beralasan menyalahkan keadaan saat sudah berkeluarga, sehingga saya tak sempat menulis.
ReplyDeleteSepertinya tulisan ini tulus dan logika sekali. Simple words: nunggu lowong kesannya profesi penulis itu hanya untuk yang nganggur alias nulis saja.
No, no, saya bukan pengangguran dong!
Harus praktik!
Dan kita sendirilah yang berperan penting untuk melangkah lebih jauh!
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)