Jangan Pernah Minder Jadi Ibu Rumah Tangga karena Kamu Berpeluang Besar Bekerja di Mana Saja Kapan Saja tanpa Harus Meninggalkan Keluarga
By miyosi ariefiansyah (bunda taka) - February 23, 2018
"Di rumah aja, ngapain?"
"Kok di rumah aja, sih.
Enggak kerja?”
“Kerja di rumah? Oalah, maksudnya
enggak kerja,”
“Jadi ibu rumah tangga ya
sekarang? Oh, enggak kerja!”
“Jadi ibu rumah tangga aja? Kerja
dari rumah? Lha, iya. Enggak kerja, kan, maksudnya. Wong cuma ngurus suami sama
anak aja,”
"Udah, deh, enggak usah sok
sibuk. Kamu kan cuma di rumah aja, enggak kerja. Masa, hangout bareng aja
enggak bisa mulu,"
(Padahal, mungkin saja yang
ditanya aslinya sedang mumet dengan deadline,
hanya saja enggak bilang apa-apa selain memberikan senyuman manis)
Itu semua bisa dibilang
pertanyaan dan pernyataan wajar di zaman generasi baby boomers atau x ketika teknologi memang belum
seperti saat ini. Ibu rumah tangga + produktif dari rumah = tetap dianggap
enggak kerja. Karena dulu, yang dimaksud dengan kerja itu ya HARUS ke luar
rumah. HARUS. Kalau sekarang, di masa generasi milenial, Z, dan nanti Alpha,
masih ada aja yang berpendapat seperti di atas, ehm... mungkin mainnya kurang
jauh dan ngopinya kurang banyak atauu makan micinnya overdosis. Hehehe, peace, ya. :D
Saya pun mengalami masa-masa itu.
Masa-masa “diwawancarai”.
Awal memulai profesi baru sebagai
istri dan memutuskan untuk berkarier dari rumah atas kesepakatan berdua, tidak
sedikit yang berkomentar aneh-aneh yang intinya kalau bisa sih jangan jadi ibu
rumah tangga aja. Rugi. Kasihan orang tua yang udah ngebiayain. Dan, sejuta pendapat yang
pada intinya sama: kalau udah lulus dan langsung nikah terus kerjaannya di
rumah aja karena jadi ibu rumah tangga itu sama aja dengan manusia enggak
berguna.
Generasi Z dan Alpha (generasiny
Taka) mungkin enggak akan percaya kalau dulu nenek moyang mereka banyak
yang beropini demikian. Di rumah aja berarti lontang lantung enggak jelas
walaupun kenyataannya mengerjakan banyak hal. Beda zaman memang beda kondisi.
Enggak usah heran. Saya pun paham dan enggak menyalahkan. Nahh, yang heran
ituuu... kalau zaman sudah berubah, tapi pola pikir generasi terbarunya
(generasi masa kininya) ternyata masih tetap sama seperti 100 tahun yang lalu.
Salah satunya ya itu tadi... ketikaa hari gini masih ada aja yang bilang di
rumah berarti udah pasti enggak kerja? Helawww... situ oke? Update berita, kan. Xixixi.
Buku saya tentang "Virtual Office" yang terbit tahun 2016. Abaikan fotonya, ambil kresek jangan lupa. |
Dan, enggak bisa
dimungkiri kalau yang paling sering kena “batunya” adalah IBU RUMAH TANGGA yang
sehari-hari memang lebih banyak di rumah. Bila pun ke luar rumah untuk
jalan-jalan atau pertemuan anu, sifatnya kan berkala, enggak yang setiap hari
24 jam tanpa jeda gituu.
Buat saya pribadi, mau
di dalam atau di luar sebenarnya sama aja. Semua ada kelebihan dan
kekurangannya. Itu sebabnya, ketika Mr. Simple (maksudnya, suami) duluuu
menyarankan (lebih tepatnya semacam "sunnah muakad") ke saya untuk
lebih aktif di rumah daripada di luar, saya sih iya aja. Toh, kerja enggak
harus di luar rumah, kan.
Nyeseknya, enggak
sedikit saya temui ibu-ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga merasa
minder dengan profesi mulianya. Dengan alasan, yang menurut saya sangat remeh.
Hanya karena enggak bisa bebas ke mana-mana dan hanya karena tiap hari lebih
banyak bergaul dengan hal-hal domestik kemudian merasa diri sendiri enggak
berguna? Atauu, hanya karena komentar orang lain yang lewat sedetik dua
detik tentang keputusan menjadi ibu rumah tangga yang dianggap bodoh, kemudian
rusaklah mood seharian. Sedih rasanya.
Padahal, kalau dilihat
dari sudut pandang yang berbeda, lebih banyak di rumah itu sebenarnya
menguntungkan. Salah satunya, kalau buat saya ya, kita bebas ngelakuin apa
aja tanpa ada yang ngatur. Sesuka-suka guwehhh, istilahnya begitu.
Kita juga bisa lebih dekat dengan keluarga. Bukankah ini nikmat Allah yang
tidak boleh didustakan? :D
Dan, ada begitu banyak
kegiatan yang bisa dilakukan secara profesional yang menghasilkan uang dan bisa
dilakukan di rumah. Misalnya:
- menjadi penulis, ini pun masih bisa dikhususkan
lagi mau jadi penulis apa karena dunia kepenulisan kan sangat luas
- menjadi editor
- menjadi penerjemah
- jualan makanan, bagi yang hobi masak
- menjadi pengajar online, baik melalui WAG maupun
aplikasi
- jualan online
- menjadi akuntan online
- buka salon
- dan, masih banyak lagi
- Silakan menambahkann.... intinya yang sesuai dengan "keyakinan" dan "kepercayaan" masing-masing :)
Buat saya, menjadi ibu rumah
tangga adalah profesi yang sangat mengagumkan. Tidak semua wanita mendapatkan
tiket tsb, ada yang masih dalam proses. Jadi, ketika kita dipercaya mengemban
amanah tsb, harusnya ya disyukuri, menjadikannya sebagai booster,
bukan sebaliknya. Kita adalah apa yang kita pikirkan. Yuk, semangat produktif
dari mana saja!
Tulisan di Tabloid Jakarta Baru, ditulis ketika masih berjuang mendapatkan buah hati |
18 comments
poin 1 masih on process dan masih butuh banget belajar banyak, poin no 2 mantan :D..
ReplyDeletedulu sempat minder liat teman satu angkatan upload foto di kantor ato bisa s2 di luar negeri. namaya takdir pasti baik mbak.. jadi sekrang semangat banget jadi WAHM hehehe
Menikmati ya, Mbaa
Deletealhamdulillahh
Lagi menjalani jadi ibu rumah tangga yg full di rumah aja nih mba. Kalau ada yg nanya ujung2nya pasti bilang "sayang bgt kenapa gak kerja/ngajar lagi di sekolah yg dulu? Lagian bosen di rumah. Mending kerja dari pada ngasuh." awal2 emang baper. Tapi sekarang mulai bisa nikmatin jadi ibu RT. Jawab sekenanya aja kalau saya lebih sayang anak dari pada sayang kerjaan dan sekolah. Wkwkwk
ReplyDeleteXixixi
Deleteselamat, yaa
iyaaa, apalagi ada medsos ya, bisa ke mana2 tanpa harus ke mana2 wkkk
Wuaaaah mantep tenan mbak 😍
ReplyDeletemakasih, nengg :D
DeleteSuka salah kaprah ibu-ibu jaman now... Aku malah pengen anteng di rumah. Kerja di luar itu pikiran selalu ada di rumah. Apalagi Namiera sendirian di rumah.
ReplyDeletenamiera mandiri banget y, mbaa
Deletekeren euyy
Ibu rumah tangga tetap bekerja tapi arenanya beda. jadi pilihan tetap bagaimana menjadi ibu rumah tangga yang profesional ya. Kalau sekedar di rumah aja kasihan anak-anak.
ReplyDeletesetuju banget, mak
Deletemak naqi nih contohnya, teladan bangets
Walaupun ga menghasilkan uang IRT termasuk kerja cyiinnn. Malah lebih bagus dari yg digaji karena ga diupah apa2. Senyum manis dari suami dan anak2 aja udah seneng. Hehhehe
ReplyDeleteBener, Mbakk. Pemikiran positif seperti Mbak Lasma gini nih yang bikin idup adem ayem tentrem, hehehe
DeleteMantaf, yang penting tetap produktif dan kreatif ya mak
ReplyDeleteMakasih, Makk
DeleteDoakan, yaaa
Mantap sekali ini. Jujur aja aku udh capek jd wanita karir, setelah menikah & kalau udh hamil nanti aku pgn resign jd kerjaan, pgn dirumah aja yg penting tetap produktif.
ReplyDeletesemoga dimudahkan y mb
Deletedi mana aja yang penting menghasilkan dan berdaya y mb
biar g stres xixixi
Trmksh banyak mbak Miyo tulisannya menggugah dan menyemangati saya banget. Saya juga sudah mulai nyaman di rmh, kalau pas diluar rmh tanpa anak malah ga tenang pingin cpt2 plg. Harus kuat mental dengerin omongan orang2 yg msh meremehkan IRT😆
ReplyDeleteHahahah
DeleteBangettt
Kuat2an y dekk
Makasih udah ninggalin jejak yang baik ya, Teman-teman! :)